Al-Fatihah First
Oleh: Ustadz Salim
Kemarin lusa saya ketemu dengan seorang anak SMP, dia hafal Juz ke-30 (juz 'amma).
Saya tanya, "Kok bisa hafal?"
"Dulu pas SD ditugasi menghafal," katanya.
"SD nya mana?"
"SD Muhammadiyah."
"Semua murid harus hafal?"
"Iya."
Wah bagus.
***
Karna saya disini sebagai guru, saya memintanya untuk ngaji, baca Surat An-Naba'. Untuk ukuran SMP Negri, cukup bagus hafalannya, hanya sesekali salah.
Kemudian saya penasaran dengn bacaan Al-Fatihah nya, maka saya request lagi untuk baca Al-Fatihah.
Sampailah di ayat ke 5, "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iM..."
Dan tiba di ujung surah, "Ghoiril maghdhubi 'alayhim waladh-dholliM..."
***
Sudah beberapa kali saya menemui anak SD dan SMP yang blunder dalam fatihah-nya. Nun jadi Mim, harusnya N dibaca M; kadang ada juga yg sebaliknya "Ihdinash shirothol mustaqiN..."
Nampaknya anak SMA dan kuliah pun ada yang blunder seperti di atas, padahal Al-Fatihah ini rukun sholat. Dan setelah qiroah-nya benar, masih ada pertanyaan berikutnya: Sudahkah mengerti maknanya?
***
Mari mensyukuri dan menyambut tren tahfidz yang sedang marak belakangan ini. Namun skala prioritas tentu perlu kita bahas.
Oh ya, urusan basic ini tentu saja menjadi tugas orangtua, bukan asal lempar pada pihak sekolah/TPA.
Islam ini agama yang insyaallah mudah.
Kita tidak diwajibkan hafal banyak juz atau banyak surah, tugas pokok kita yaitu menghafal dan menghayati Al-Fatihah dengan baik, 7 ayat sahaja.
(*)