Sejarah Tahun Hijriah
Oleh: Donny Syofyan
Suku Quraisy bukanlah sebuah komunitas global. Mereka hanyalah sebuah masyarakat persukuan yang kecil. Masyarakat Quraish menandai tahun dengan sebuah peristiwa tertentu. Ketika ada kejadian besar, maka tahun itu dinamai sesuai kejadian tersebut, misal tahun gajah (`âmul fîl) atau tahun perang Fijar (harbul fijâr). Kalau tak ada yang terjadi di tahun tertentu, maka disebut, misalnya, dua tahun sebelum harbul fijâr atau tiga tahun sebelum `âmul fîl. Begitulah kalender masyarakat Arab sebelum Islam.
Ketika Islam sudah menjadi sebuah peradaban dan karena sejumlah kasus tertentu, Khalifah Umar dan para sahabat sepakat bahwa umat butuh kalender sendiri, lepas dari kalender Romawi dan Persia.
Lalu kapan kalender Islam dimulai? Berbagai usul muncul. Satu sahabat mengatakan dimulai dengan masa kelahiran Rasulullah. Sahabat lain berujar diawali dengan bermulanya dakwah Islam saat perintah Iqra turun.
Ali bin Abi Thalib berpendapat, “Kita seharusnya memulai dengan peristiwa hijrah karena inilah momen ketika hak dan batil dipisahkan. Inilah ketika `izzah umat dimanifestasikan.”
Umar menyahut, “Benar. Inilah masa kalender ini dimulai.”
Hijrah memisahkan periode penindasan di Mekah dan kebangunan `izzah umat di Madinah. Sebuah pemisahan yang amat tegas. Di Mekah Muslim ditekan dan tak bisa go public, di Madinah kaum Muslimin menikmati kebebasan.
Para sahabat akhirnya secara aklamasi sepakat dengan usulan Ali tersebut.
Diskusi ini terjadi pada tahun ke-16 hijriah dan awal kalender dimulai pada tahun ke-17 hijriah. Artinya, tidak ada kalender selama 16 tahun seusai berlangsung hijrah.
Lalu bulan apa sebagai awal tahun hijriah?
Pada masyarakat Arab pra-Islam, tak ada sistem bulan awal dalam setahun. Yang terjadi gerakan 12 bulan secara terus menerus. Pada masa itu ada kebiasaan masyarakat Arab yang menukar-nukar bulan. Ketika mereka tak suka dengan Dzulhijjah pada suatu masa mereka menggantinya dengan Safar. Begitu juga pada bulan-bulan lainnya. Al Quran melarang kebiasaan ini. Setahun memang dua belas bulan tapi tak ada bulan pertama.
Kandidat paling kuat sebagai bulan pertama adalah Ramadhan. Bahkan ada juga yang mengusulkan Rajab dan Rabiul Awal. Imam Malik bahkan berpendapat seharusnya bulan awal adalah Rabiul Awal. Bukan karena ini adalah bulan lahirnya Rasulullah tapi karena Rabiul Awal adalah bulannya peristiwa hijrah. Buku-buku Ibn Hisyam, Ibn Ishaq atau Al-Waqili juga secara eksplisit memberikan testimoni bahwa hijrah berlangsung di bulan Rabiul Awal. Lagi-lagi pilihan tak jatuh kepada Rabiul Awal.
Mengapa akhirnya Muharram ditetapkan sebagai awal tahun kalender hijriah?
Umar berkata, usulan yang sama juga disampaikan Utsman, sebelum Muharram orang-orang Madinah menunaikan ibadah haji ke Mekah, yakni bulan Dzulhijjah. Dalam waktu dua minggu seusai haji mereka sudah pulang ke Madinah. Selang beberapa hari Muharram menjelang. Pasca haji seorang Muslim punya kesempatan untuk menjadi lebih baik, menghapus dosa dan memulai tahun dengan jiwa dan semangat baru. Sebab haji pada hakikatnya adalah kelahiran kembali (rebirth). Orang yang menunaikan ibadah haji adalah manusia baru yang terlahir kembali yang siap menghadapi tahun baru. Itulah kenapa Muharram (yang muncul setelah bulan haji) dipilih sebagai bulan awal kalender. Jadi tak ada hubungannya dengan peristiwa hijrah.
Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1444 Hijriah.