MOHON MAAF SAYA MARAH DENGAN PAK RIDWAN KAMIL
Oleh: Naniek S. Deyang
Saat saya dikirimi link instagram teman soal Pak Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang ikut lenggak-lenggok di catwalk spot Citayam Fashion Week di daerah Dukuh Atas -Jakarta, hari ini, kok di dada saya menggumpal kemarahan dan kesedihan.
Bagaimana tidak? Di hari Senin (18/7/2022) lalu baru terjadi kecelakaan maut yang menewaskan 10 orang dan puluhan orang luka-luka, akibat truck Pertamina remnya blong dan menghantam kendaraan roda dua dan roda empat di lampu merah CBD Jalan Transyogi Cibubur atau jalan Alternatif Cibubur yang masuk kawasan Jawa Barat.
Banyak orang sebetulnya mengeluhkan dipasangnya lampu merah di CBD itu, karena lampu merah dipasang dalam posisi jalan menurun. Lampu merah CBD ini dipasang juga untuk kepentingan kendaraan keluar masuk ke proyek CBD (seberang Citra Grand). Proyek tersebut milik konglomerat Ciputra Grup.
Nah mustinya sebagai Gubernur Jabar Pak Ridwal Kamil ini mbok ya peduli dengan keadaaan jalan di Jln Transyogi Cibubur yg masuk wilayahnya ini, selalu macet dan sekarang makin parah macetnya. Bahkan tiap hari anak-anak harus telat masuk sekolah padahal jarak rumah ke sekolah tidak sampai 10 Km. Untuk jarak tersebut anak-anak sekolah harus menghabiskan waktu 1,5-2 jam agar bisa sampai ke sekolah.
Tak hanya macet total, tapi kecelakaan pun sering terjadi karena bercampurnya truck-truck besar dengan kendaraan umum, dalam kondisi jalan menurun (Cibubur-Ciulengsi), dan seringkali truck-truck itu pada blong remnya.
Nah setelah terjadi berkali-kali kecelakaan, dan bahkan kemarin hari Senin terjadi kecelakaan maut, mbok yo Gubernur turun tangan mengatasi masalah Jln Transyogi Cibubur ini dengan mengkordinasi para pemangku wilayah di seputar Cibubur..... lha darah korban kecelakan maut saja masih amis di tempat kejadian, kok Gubernurnya malah tega lenggak-lenggok di kawasan anak nongkrong😢.
Mengapa saya berharap Pak Gubenur Ridwan Kamil harus turun tangan dan serius menangani Jln Alternatif Cibubur atau Jln Tranyogi ini, karena selama ini daerah ini kayak TIDAK BERTUAN. Masih bagus dulu Pak SBY rumahnya Cikeas sehingga tiap hari jalan ada yg ngatur lalu lintasnya, nah setelah Pak SBY tidak menjadi presiden, mulai deh jalan Transyogi ini kacau balau.
Mengapa tidak bertuan, karena daerah ini masuk 2 Provinsi dan 3 Kabupaten. Kalau Anda baru keluar tol Cibubur sampai Jambore itu masih kawasan Jakarta Timur (Provinsi DKI). Kemudian bergeser ke Perumahan Raflesh dan sekitarnya termasuk Transmart masuk Depok (Jabar), lalu mulai Kranggan sampai Kota Wisata masuk Bekasi (Jabar), dan kota Legenda sampai Cielengsi masuk kabupatan Bogor (Jabar).
Bayangkan di ruas jalan Cibubur-Cielengsi yang gak sampai 10 Km ini terbagi dengan berbagai wilayah. Terus siapa yang ngurus persoalan Jln Transyogi ini? Ini yang saya maksudkan Gubenur Jabar harus turun tangan!! Karena menyangkut berbagai wilayah untuk satu ruas jalan!
Daerah jln Transyogi ini memang daerah terluar Jabar, tak heran bila masyarakat Bogor, Depok, Bekasi memilih masuk DKI saja, soalnya secara jarak lebih dekat dengan Jakarta ketimbang ibu kota Jabar, Bandung.
(fb penulis)