[PORTAL-ISLAM.ID] Kisah mualaf dari seorang perempuan atau nenek yang telah berusia 100 tahun ini sungguh mengharukan dan menunjukkan bahwasanya Allah SWT memang benar-benar ada. Nenek berusia 100 tahun tersebut bernama Eeman Abdl Haq yang berasal dari Amerika Serikat yang anak perempuannya telah lebih dulu menjadi mualaf dan menganut Islam.
Selama hidupnya yang hampir 100 tahun, setiap malam sang nenek selalu berdoa agar diberi petunjuk dan mencari kebenaran dan tidak memedulikan apapun risikonya dari kebenaran tersebut. Kebenaran yang dimaksud adalah mencari Tuhan. Kisah mualaf ini dikutip dari video di kanal YouTube Satu Ayat dalam Barat Bersyahadat.
Kisah mualaf bermula dari Eeman yang menganut agama Kristen pindah ke Winter Heaven untuk tinggal dengan saudari kembarnya dan meninggalkan Gereja Lokal. Dirinya sempat sedih saat akan meninggalkan gereja, namun saat memikirkannya kembali ternyata selama ini ia sudah banyak mencoba denominasi gereja (keluar masuk gereja). Gereja lokal tersebutlah yang terakhir menjadi tempatnya bergabung.
Lalu, pada suatu malam ia memutuskan untuk datang kepada Tuhan dan meminta sebuah kebenaran dari apa yang selama ini dicarinya dalam kisah mualaf ini.
“Tanpa alasan sama sekali aku datang kepada Tuhan dalam sebuah doa dan bertanya kepada-Nya, “Aku menginginkan kebenaran tak peduli apapun risikonya”,” ujar Eeman yang dikutip VIVA pada Senin, 18 Juli 2022.
Kisah mualaf seorang nenek berusia 100 tahun Eeman Abdl Haq dari Amerika Serikat
Eeman mengaku bahwa dirinya berdoa dan menanyakan keinginannya itu sebanyak tiga kali selama tiga hari berturut-turut kepada Tuhan untuk mendapatkan jawabannya.
Kemudian pada suatu malam saat dirinya ingin beristirahat, bel rumahnya berbunyi dan saudari kembarnya mengatakan bahwa anak perempuannya datang. Ternyata putrinya yang datang adalah Lou dan kemudian ia menghampiri dan menyambutnya.
Putrinya Lou datang dengan pakaian yang serba tertutup dan dengan penampilan yang berbeda (mengenakan hijab). Kemudian terheran dan menanyakan dua pertanyaan kepada putrinya tersebut karena ia pernah melihat anaknya itu bersimpuh dan bersujud di suatu malam.
“Apa kamu masih Kristen? Dan apa pendapatmu tentang Trinitas?” tanya sang ibu kepada putrinya.
Kemudian sang anak meminta waktu kepada ibunya di malam itu untuk menjawab dan menceritakan apa yang ttelah erjadi kepadanya setelah saudari kembar ibunya tertidur.
Baru setelah itu putrinya Lou menjelaskan bahwa dirinya telah menjadi mualaf dan menganut agama Islam. Putrinya juga menjelaskan kepada ibunya tentang Tauhid serta menunjukkan bagaimana umat Islam beribadah dan menunjukkan Al-Quran kepadanya.
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Eeman sangat terkejut karena ternyata pemahaman Islam sama dengan pehamannya selama ini dimana dirinya tidak mempercayai Trinitas dan Yesus sebagai Tuhan.
“Ohhhh… Lou aku sudah berdoa untuk meminta kebenaran, tidak peduli apapun risikonya,” kata Eeman memberitahu sang putri.
Setelah itu, Eeman mengambil Al-Quran dan menempelkannya ke wajah serta menciumnya dan berkata, “Mengapa tidak seorang pun memberitahuku tentang ini sebelumnya,” kata Eeman di depan Al-Quran.
Sejak saat itu dirinya mulai tertarik dengan Islam yang menurutnya pemahamannya sesuai dengan dirinya selama ini. Bahkan ketertarikannya dengan Islam membuatnya semakin dalam mempelajari dan membaca Al-Quran. Sampai akhirnya “Allah berbicara langsung” kepadanya.
Eeman pun diajari cara sholat, cara berwudhu sebelum sholat oleh putrinya Lou dan menghafalnya dalam bahasa Inggris dan Arab. Kemudian ia melanjutkannya dengan mempelajari dam membaca Al-Quran.
Keajaiban yang datang kepada Eeman itu dianggapnya seperti wahyu yang memang telah diberikan kepadanya.
“Terkadang aku mengatakan itu seperti wahyu,” kata Eeman.
Hingga suatu malam Allah menuntunnya kepada ayat dalam sebuah surat di Al-Quran yakni Surat Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.”
Menurutnya hal tersebut adalah hal yang luar biasa baginya dan membuatnya semakin tersadar bahwa selama ini semua denominasi adalah buatan manusia.
“Aku menyadari agama yang diberikan Tuhan dan semua denominasi adalah buatan manusia. Maha Suci Allah,” tutur Eeman.
Kemudian sang anak meneleponnya dari Mesir dan memberitahunya bahwa Eeman telah didaftarkan untuk pergi haji untuk menunaikan kewajibannya.
“Jadi aku menunaikan kewajibanku dan itu adalah pengalamanku yang sangat indah. Aku ingat ketika aku berjalan di atas bukit, air mataku jatuh bercucuran di wajahku,” tuturnya lagi.
Kemudian dirinya kembali pulang dan melanjutkan perjalanannya sebagai seorang muslim dalam Islam. Dirina mempercayai dan menyadari bahwa hidupnya selama ini hingga berusia hampir 100 tahun adalah sebuah perjalanan menuju Islam dan menjadi sebuah kisah mualaf yang mengahrukan.
“Aku sangat menyadari bahwa selama ini aku dalam perjalanan menuju Islam,” terangnya.[viva]