Kemasukan Jin dan Kemasukan Islam
Oleh: Ustadz Fajar Jaganegara
Di tengah pelajaran fikih tadi pagi bersama santri Darul Ilmi, ada dua kejadian menarik terjadi berurutan; kemasukan jin dan kemasukan Islam.
Pertama, di saat pelajaran, ada seorang ibu datang tergesa, 'ustas, tolong ki dulu, keponakanku kesurupan kodong'. (bahasa bugis/makassar -red)
Ada seorang perempuan kerasukan jin, sudah bicara negelantur kemana-mana, teriak-teriak, dibawalah ke masjid minta dirukyah, saya menolak, karena tidak biasa merukyah orang, khawatir si jin counter attack (menyerang balik), hihihihi. 😁
Saya hubungi beberapa teman praktisi rukyah, semua berhalangan. Si ibu makin meracau. Terpaksa saya maju setelah memantapkan hati, minta pertolongan kepada Allah, saya duduk di dekat si ibu yang dipegangi oleh suaminya. Rukyah dimulai, saya membacakan beberapa ayat ruqyah, al Fatihah, awal al Baqarah, ayat kursi dan tri-qul. Si jin dalam tubuh ibu ini meronta, "Panas, berhenti ko baca itu, sudah kutau semua mi itu. Biasa ja dengar". Duh, terdetik di hati, apa ada bacaan saya yang keliru? Saya tepis keraguan, saya gas lagi. Ulang lagi. Makin kencang teriakannya.
Saya coba buka dialog, bertanya alasan dia kenapa ada di tubuh si ibu, "rumahku ini, jangan ko usir-usir saya. Nyaman saya disini". Saya jelaskan kepada si jin bahwa tempatnya bukan disini, dan minta dia pergi ke laut atau hutan; tempat-tempat sepi. Si jin malah bilang, "ah malaska jauh sekali". Negoisasi tidak mulus. Ayat-ayat kembali saya baca. Sekian detik teriak, lalu si ibu sadar, 'saya dimana ini?' Entah jin ini benar-benar pergi atau cuma sembunyi. Mungkin si jin tau yang merukyah amatiran 😂
Nah, selesai urusan rukyah-merukyah, pelajaran dilanjutkan, baru beberap kalimat saya melanjutkan, datang pak ketua masjid bersama seorang dengan wajah Tionghoa. "Ust, ini yg kemarin saya cerita mau masuk Islam, pak aditya". Dan kembali pelajaran behenti lagi.
Terjadi beberapa prolog sebelum kalimat syahadat dibaca, bahwa Cheng ko, nama aslinya, sudah 2x ikut puasa ramadhan, dan sering mendengar ceramah dari masjid-masjid sekitar rumahnya, "Saya merasa nyaman, tenang," begitu tuturnya. Kini dia mantap untuk syahadat.
Sebelum dituntun syahadat, saya memastikan beberapa hal, bahwa tidak ada pemaksaan, tidak disuruh seseorang, dan murni keinginannya sendiri. Setelah mantap, dengan sedikit terbata dia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, Muhammad adalah Nabi dan Utusan-Nya.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Kota daeng, Pagi ini.
(26/07/2022)
*fb