[PORTAL-ISLAM.ID] Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merupakan lembaga survei yang dipertanyakan kredibilitasnya.
“Sejak lama sy sudah katakan bahwa dia itu kang survey abal2,” kata Geisz Chalifah di akun Twitter-nya, Senen (4/6/2022).
Geisz mengatakan seperti itu menanggapi pernyataan dari Muhammad Husnil: Kalau politisi bisa seperti itu, apalagi konsultan politik. Dan anda sudah membuktikannya, setidaknya di publik sebanyak dua kali. Ikut menyebarkan hoaks Jakarta Bersyariah dan membagikan uang untuk memilih Jkw…
Geisz mengatakan, sebelum Pilkada 2017, SMRC dipertanyakan kredibilitas hasil surveinya. “Bahkan jauh sblm pilkada DKI,” ungkapnya.
Saiful Mujani belum memberikan tanggapan atas tuduhan dari Geisz Chalifah tersebut.
Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Hamdi Muluk berpesan kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap lembaga survei yang abal-abal itu. Dia pun menjelaskan kepada masyarakat ciri-ciri lembaga survei abal-abal.
Pertama, kata dia, cari latar belakang orang-orang di survei itu. Termasuk juga track record lembaga surveinya. “Gampang men-detect abal-abal, lihat apakah orang-orang yang terlibat di situ ada academic background yang memadai,” ujar Hamdi Muluk dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (9/3/2019).
Kedua, masyarakat perlu melihat apakah lembaga survei ini dalam rutin dalam mengeluarkan riset studinya. Sehingga apabila keluar hanya musiman saja. Maka itu patut diduga survei abal-abal.
“Apakah lembaga survei itu rutin mengeluarkan beragam hasil survei, atau pernah sebagai alat kampanye politik,” katanya.
Cuitan Geisz ditanggapi beragam oleh warganet di Twitter.
"Biarkan dia menguliti dirinya sendiri. Seperti ular, meski bisa berganti kulit, tetapi di dalamnya tetap saja ular. Tak akan ada yang bisa mengubah itu, kecuali ularnya mau taubatan nasuha," ucap akun @LJau****.
"Gara-gara Pak Anies terlalu jujur & berintegritas, proposal survey tipu-tipunya dia gak pernah diambil, jelas ngambek," ucap akun @Rorok******.
"Kalau babi punya akal & uang buat sewa survey abal-abalnya dia, mungkin akan dia buat tuh babi di polling teratas makhluk paling mulia pilihan warga se-Indonesia," tambahnya.
"Kenapa ya jaman sekarang banyak profesor yang boleh dibilang mengabaikan harkat dan martabat gelar profesornya??," beber akun @rae****.
"Tukang survey rasa buzzerp. Kerjaannye menggiring opini bukan menjaring opini," tulis akun @R_ir********.[suaranasional]