Antara Anies dan Ganjar di Nasdem
JAKARTA — Suara dukungan terhadap Anies Baswedan menggema dalam acara rapat kerja nasional (rakernas) Partai NasDem setiap kali pengurus wilayah partai itu menyebutkan nama Gubernur DKI Jakarta tersebut. Di antara peserta rakernas ada juga yang meneriakkan nama Anies sebagai calon presiden 2024.
Nama Anies yang paling banyak diusung oleh dewan pengurus wilayah (DPW) NasDem dalam rakernas NasDem di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, kemarin. Dari 34 DPW, tercatat 32 pengurus wilayah merekomendasikan Anies sebagai calon presiden 2024. Hanya DPW Papua Barat dan Kalimantan Timur yang tak mengusung mantan Menteri Pendidikan tersebut. Di urutan kedua, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusulkan 29 DPW.
Sejumlah pengurus wilayah dan kabupaten NasDem yang ditemui mengaku bahwa nama Anies Baswedan ataupun Ganjar tak muncul begitu saja. Pengurus wilayah lebih dulu menjaring nama-nama bakal calon presiden dari pengurus kabupaten dan kecamatan. Selanjutnya, pengurus wilayah mendiskusikannya sebelum dibacakan dalam rakernas.
DPD NasDem Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, merupakan salah satu daerah yang ikut mengusulkan nama Anies dan Ganjar. Anggota pengurus DPD NasDem Rejang Lebong, Sucipto, mengatakan mereka lebih dulu berdiskusi dengan pengurus kecamatan. Mereka merembukkan sejumlah nama yang dianggap layak disodorkan sebagai calon presiden. Pijakan mereka adalah elektabilitas sejumlah nama serta personal branding-nya.
Diskusi mereka mengerucut pada Anies, Ganjar Pranowo, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Nama-nama ini lantas diserahkan kepada DPW NasDem Bengkulu.
“Menurut DPD, mereka putra terbaik yang harus maju jadi presiden,” kata Cipto kepada Tempo, kemarin.
Proses penjaringan nama calon di tingkat kecamatan tak jauh berbeda. Ketua DPC NasDem Pangkal Balam, Kayong Utara, Kalimantan Barat, Komdari, mengatakan hasil diskusi pengurus Kecamatan Pangkal Balam mengerucut pada Anies dan Ganjar.
Komdari menjelaskan, pengurus Pangkal Balam menilai Ganjar memiliki figur yang tegas dan sigap dalam menghadapi masalah. Adapun Anies merupakan figur yang kalem, tapi dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Komdari mengakui penilaian mereka banyak dipengaruhi hasil survei, media sosial, dan media massa. Mereka juga menilai berbagai pidato Anies dan Ganjar yang berseliweran di media sosial serta televisi. “Mereka memang sedang tren sekarang,” kata Komdari.
Dia mengatakan hasil diskusi pengurus kecamatan itu tak jauh berbeda ketika urun rembuk di tingkat pengurus kabupaten ataupun provinsi. Lalu, DPW Kalimantan Barat memutuskan mengusung tiga nama, yaitu Anies, Ganjar, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Saat DPW membacakan usulan nama bakal calon presiden dalam rakernas kemarin, selain Anies dan Ganjar, banyak nama lain yang muncul. Misalnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Sejumlah nama itu akan dikerucutkan menjadi tiga, lalu disodorkan kepada Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Ketua Steering Committee (SC) Rakernas, Prananda Surya Paloh, mengatakan rapat pleno SC akan memutuskan tiga nama dengan usulan terbanyak sebagai calon presiden. “Ditambah dengan survei dan juga keinginan grassroots,” ujarnya, kemarin.
Sekretaris Jenderal NasDem, Johnny Gerard Plate, menambahkan, tiga nama calon presiden hasil rakernas yang diajukan ke Ketua Umum NasDem bisa saja di luar usulan DPW. Sebab, saat pembahasan di tingkat SC pada hari ini, pengurus pusat ikut serta memberikan masukan.
“DPP bisa menambah (nama) dan bisa juga tidak," kata dia.
Saat pembukaan rakernas, Paloh menegaskan bahwa dirinya akan memilih satu di antara tiga nama yang diusulkan rakernas menjadi calon presiden dari NasDem. Ia berjanji menimbang banyak aspek secara obyektif dan rasional sebelum memutuskan untuk memilih satu di antara tiga nama tersebut.
Ia mengatakan dirinya akan menjajaki ketiga nama itu lebih dulu. Penjajakan itu tidak hanya mengacu pada banyaknya dukungan dari pengurus wilayah ataupun elektabilitas ketiganya sesuai dengan hasil survei. “Pada dasarnya pembobotan yang dicalonkan itu sama,” kata Paloh.
Paloh juga menegaskan bahwa partainya tak bisa diintervensi untuk memilih calon presiden mendatang. Paloh mengatakan NasDem adalah partai yang merdeka dalam menentukan arah dan tujuan untuk menghadapi Pemilu 2024.
Sekretaris SC Rakernas, Willy Aditya, menegaskan bahwa calon presiden yang akan diusung NasDem tidak wajib menjadi kader NasDem. Sebab, calon presiden yang diusung partainya harus disetujui oleh koalisi NasDem nantinya dan menjadi milik koalisi. “Target kami adalah menang,” kata Willy.
(Sumber: Koran TEMPO, 17 Juni 2022)