[PORTAL-ISLAM.ID] emunculannya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam radar pencapresan 2024 memperoleh dukungan yang luas dari publik. Salah satu faktornya adalah karena karakteristik kepemimpinannya berbeda dari Presiden Joko Widodo.
Begitu pendapat Direktur Arus Survei Indonesia Ali Rif'an, menanggapi hasil polling RMOL Vote yang digelar sejak Senin (13/6) hingga ditutup pada Senin (27/6) per pukul 00.00 WIB.
Dalam polling itu, Anies menempati urutan tiga besar dengan perolehan 13.708 dukungan atau 16,7 persen. Ia mengungguli tokoh lain seperti Ketum Golkar, Airlangga Hartarto dengan perolehan 9.466 dukungan atau 11,53 persen, Puan Maharani 8.939 dukungan atau 10,89 persen, hingga Ganjar Pranowo yang mendapat 5.946 dukungan atau 7,24 persen.
"Anies juga masuk dalam top three di berbagai lembaga survei, memang sangat potensi (menjadi capres 2024)," ujar Ali kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (29/6).
Ali memandang, dukungan terhadap Anies yang semakin menguat jelang penyelenggaraan Pilpres 2024 tercermin dalam kerjanya di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di mana punya platform yang berbeda dibanding Jokowi.
"Anies figur yang bisa menjadi antitesis kepemimpinan Jokowi. Dan kalau kita perhatikan perilaku pemilih kita selalu tesis-antitesis," tutur mahasiswa doktoral ilmu politik Universitas Indonesia (UI) ini.
"Kalau misalkan hari ini setuju pemimpin yang model seperti Jokowi, periode berikutnya akan dicari yang antitesis dari Jokowi. Nah antitesis dari Jokowi adalah Anies. Dan dulu Jokowi adalah antitesis dari SBY," sambungnya.
Oleh karena itu, Ali meyakini Anies bisa menjadi figur capres yang bisa memberikan hal baru bagi bangsa Indonesia.
"Jadi kalau bicara itu, artinya Anies bisa memberikan hal baru dalam konteks narasi dan figuritas capres di Indonesia," demikian Ali.[rmol]