WALI - WALIAN
Di negeri ini kasus paranormal mengaku wali banyak sekali, ada yang pengikutnya sedikit dan ada yang pengikutnya banyak, mempunyai perwakilan di daerah. Dalam pembahasan ini saya akan membahas kesamaan antara Padepokan Dhimas Kanjeng Taat Pribadi dan Heri Marjuki.
Jika Dhimas Kanjeng Taat Pribadi mengaku Shulthon Auliya' dan Satrio Piningit, maka Heri Marjuki pendiri Padepokan Khidiriyah Muhammadi dibungkus ala tarekat, dia juga mengaku kepada para muridnya sebagai Wali Ghous yang terakhir dan dialah nantinya akan menjadi Imam Mahdi.
Nama aslinya Dhimas Kanjeng adalah Taat Pribadi lalu diberi gelar Dhimas Kanjeng, Heri Marjuki juga merubah dan memberi gelar pada dirinya menjadi Maulana Abya Ahmad Al-Badr.
Untuk mencari pengikut, Dhimas Kanjeng Taat Pribadi menggunakan trik penggandaan uang dengan atraksi " sulap" nya yang menghebohkan. Maka Heri Marjuki mencari pengikutnya dengan jualan Ismu Ruh agar bisa wushul kepada Allah. Juga menjanjikan bagi siapa yang menjadi pengikutnya akan menjadi Wali Allah dan bagi yang menentangnya akan menjadi anak buahnya Dajjal.
Dalam Struktur organisasinya, pada Padepokan Dhimas Kanjeng terdiri dari Ring Satu dan Ring Dua dengan pangkat dan gelar yang unik misalnya Adipati, Sultan yang mempunyai tugas dan wilayah masing-masing. Sedangkan pada Ring Dua terdiri dari Dewan Maha Guru, terdiri dari orang-orang didandani ala para Wali.
Begitu juga dalam Padepokan Heri Marjuki juga terdiri dari Ring Satu yang berisikan orang-orang kepercayaan Heri Marjuki dengan pangkat Ruhani khusus. Sedangkan Ring dua terdiri dari kalangan alumni pesantren dan alumni Timur Tengah yang diberi gelar Wali Qutub, pemimpinnya adalah Arrazy dengan gelar Wazir Wali Qutub.
Untuk menarik pengikut kalangan elit, maka Dhimas Kanjeng merekut Pror. Dr. Marwah Daud Ibrahim, sehingga pengaruhnya bisa menembus kalangan elit politik dan istana negara. Begitu juga Heri Marjuki untuk menarik kalangan atas dengan merekut Buya Arrazy menjadi pengikutnya, sehingga bisa menarik kalangan artis, alumni pesantren dan Timur Tengah.
Jadi jika ada pertanyaan bagaimana mungkin kalangan alumni pesantren dan Timur Tengah bisa menjadi murid dan anak buahnya Heri Marjuki...?
Penyebabnya adalah Arrazy, karena mereka hormat dan patuh dengan Arrazy yang selama ini dijadikan sebagai guru, lalu oleh Arrazy mereka semua digiring dan berbaiat kepada Heri Marjuki sebagai Wali Ghous dan Imam Mahdi.
Andaikata di dalam kelompok mereka tidak ada Arrazy, maka tidak bakalan ada alumni pesantren dan Timur Tengah yang mau menjadi anak buahnya Heri Marjuki, karena dia tidak mengerti agama dan sangat berlepotan jika sedang ceramah agama.
Jika Dhimas Kanjeng, pengikutnya semakin besar setelah masuknya Prof. Dr. Marwah Daud Ibrahim, begitu juga Heri Marjuki pengikutnya semakin besar karena masuknya Dr. Buya Arrazy. Logika orang awam berkata, " Arrazy alimnya seperti itu apalagi gurunya yaitu Heri Marjuki alias Maulana Abya Ahmad Al- Badr." Wauw..wauw...wauw...
Ketika acara dimana-mana Dhimas Kanjeng selalu membawa Dewan Maha Guru untuk meyakinkan para pengikutnya, maka dalam Padepokan Khidiriyah Buya Arrazy ada Dewan Wali Qutub yang ahli agama dan pintar baca kitab. Dengan cara memplintir dan menafsiri kitab untuk mendukung bahwa Heri Marjuki itu adalah Wali Ghous dan Imam Mahdi yang selalu didoktrinkan pada para pengikutnya.
Jika Dhimas Kanjeng di dampingi oleh Khodam dari Timur tengah yang hebat tugasnya untuk mengambil uang ketika atrasi penarikan uang dari bank Ghaib. Begitu juga Heri Marjuki di dampingi oleh Makhluk merah yang selama ini suka membisiki Ismu Ruh dan Asnaf Riwayah Binafsiah ( ARBN ) kepada para pengikutnya.
Khusus masalah khodam, maka Khodamnya Dhimas Kanjeng lebih hebat dari pada khodamnya Marjuki. Karena khodamnya Dhimas Kanjeng bisa memindahkan barang dan uang. Dalam banyak kasus seperti ini, kebanyakan melibatkan makhluk ghaib, karena penyebab awal memang bisikan dari makhluk ghaib tersebut yang mempunyai portal dan pengikut yang banyak sekali.
Semua pengikut Dhimas Kanjeng sangat cinta buta kepada Dhimas, sehingga mereka sampai sekarang tetap setia, walaupun pemimpin mereka sedang di penjara kasus dalang pembunuhan. Data terbaru 4000 orang pengikut setia Dhimas Kanjeng masih setia dan aktif dalam menjalankan padepokannya dan yakin uangnya akan cair.
Para pengikut Heri Marjuki juga sangat setia dan cinta buta kepada Heri Marjuki yang mempunyai pengikut ribuan orang dengan sistem wilayah. Mereka sangat yakin kalau Heri Marjuki adalah Imam Mahdi dan menunggu perintah dari Allah untuk memproklamirkan kepada khalayak umum.
Saat ini para pengikutnya yang alumni pesantren dan Timur - Tengah banyak yang sadar dan keluar lalu ganti melawan dan menyadarkan para pengikut lainnya agar sadar dan taubat ke jalan yang benar.
Memang unik negeri ini banyak orang mengobral gelar wali dengan murah, dan banyak orang yang mudah percaya dengannya.
####
Bang ayo bang ayo main wali - walian
Bang ayo bang ayo main wali-walian
Dari pada wali beneran pikiran pusing tidak karuan
Wali palsu ya cuma Wali-Walian.
Torerojing terojing, torerojing terojing.....
(fb Cahaya Gysti)