[PORTAL-ISLAM.ID] Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko ramai diperbincangkan publik usai menulis status di media sosial (medsos) pada 27 April 2022 lalu, hingga viral. Tulisan Budi memicu kontroversi lantaran diduga menyinggung unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Budi diduga menunjukkan sikap anti terhadap mahasiswa yang mengucapkan kalimat dalam ajaran Islam, seperti insya Allah, barakallah, hingga qadarallah. Bahkan, ia tidak segan melabeli mahasiswa perempuan yang berjilbab dengan sebutan "menutup kepala ala manusia gurun".
Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi akhirnya turut angkat bicara terkait hal ini. Kepada awak media Hadi meminta kepada semua pihak untuk tidak membuat komentar yang bisa meresahkan masyarakat.
“Jangan berkomentar yang meresahkan masyarakat. Kalau kita bukan bidangnya agama, tahu diri saja lah kalau berkomentar. Komentar lah sesuai bidangnya,” tegas Hadi pada hari Selasa (10/5/2022), seperti dilansir selasar.co.
Hadi mengatakan, bahwa selama ini masyarakat sudah dalam kondisi yang kurang baik. Sehingga jika menerima atau mendengar statement yang meresahkan, dikhawatirkan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Masyarakat ini sudah capek, kalau masyarakat misalnya anarkis kan repot kita. Karena itu sudah menyinggung SARA. Itu harusnya sudah dituntut, karena yang menyinggung SARA ini berbahaya. Ya untungnya masyarakat Kaltim ini sabar,” tegasnya.(*)