[PORTAL-ISLAM.ID] Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sempat menyinggung masalah radikalisme menjadi sorotan.
Ganjar diketahui sempat mengundang Jack Harun, eks narapidana terorisme dan membahas radikalisme saat menggelar open house virtual via Zoom pada Hari Raya Idulfitri 1434 Hijriyah dari rumah dinasnya, pada Senin (2/5).
Pengamat Politik sekaligus Pakar Filsafat dari Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung menilai Ganjar hanya ingin mencoba melemparkan isu radikalisme sejak beberapa tahun terakhir hingga saat ini.
Ia sangat menyesalkan jika Ganjar yang digadang-gadang menjadi capres 2024 karena memiliki elektabitas tinggi justru hanya mengembuskan isu radikalisme tanpa menawarkan gagasan masa depan bangsa Indonesia.
“Kita ingin Ganjar itu ada etika, intelektualitas. Tapi kalau kita lihat kampanye Ganjar itu cuma soal radikalisme, intoleransi. Di mana isi pikiran masa depan? Kalau kita cuman nakut-nakutin rakyat tuh,” kata Rocky Gerung dalam wawancara eksklusif bersama Hereubeno di jalan YouTube Rocky Gerung Official, dikutip Sabtu (7/5).
“Ganjar yang diolok-olok orang sebagai 'Jokowi Kecil' karena dia cuma mengedarkan dan cuma bikin isu aja itu,” sambungnya.
Sialnya lagi, kata Rocky, penyebab radikalisme itu sendiri justru tidak disadari sama sekali oleh Ganjar.
Merujuk lndeks Kemiskinan dan Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Jawa Tengah 2021 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan di Jateng mengalami peningkatan signifikan di 2021.
“Karena Jateng ini provinsi yang kemiskinannya naik 5 kali lipat, jumlah kabupaten yang miskin 5 kali lipat. Nah itu sebetulnya sumber radikalisme. Kan kemiskinan sumber radikalisme. Siapa yang buat kebijakan? Ya Ganjar yang bikin (kemiskinan di Jateng meningkat),” ujarnya.
Atas dasar itu, Rocky Gerung menilai data statistik tersebut menjadi jawaban atas pernyataan Ganjar yang kerap menggembar-gemborkan radikalisme, tetapi justru didiamkan.
“Kalau kita pastikan logikanya, Ganjarlah penyebab radikalisme di Jateng. Kenapa? Karena kemiskinan itu adalah sumber radikalisme. Apakah kemiskinan itu berkurang? Tidak, justru bertambah," tandasnya. [rmol]