[PORTAL-ISLAM.ID] Pemilu 2024 masih dua tahun lagi, namun semangatnya sudah terlihat. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya nama calon kandidat yang muncul yang membuat suhu politik di republik ini kian memanas. Komisi Pemilihan Umun (KPU) juga sudah mempersiapkan tahapannya.
Muncul pertanyaan apakah KPU bisa berlaku adil dan jujur dalam melaksanakan pemilu ini?
“Jika KPU tidak berlaku adil dan jujur pada pemilu 2024 nanti. Bahkan melakukan akal akalan dalam penghitungan pemilihan presiden maka akan menimbulkan malapetaka buat bangsa ini ke depanya,” ujar Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Al Hamid kepada wartawan, Kamis (26/5/2022).
Menurutnya, jika pilpres 2024 telah diatur atau dipersiapkan oleh kelompok oligarki tentunya akan menghasilkan presiden yang bisa membuat malapetaka bagi Bangsa Indonesia.
“Jika presiden ke depan hasil dari akal-akalan dan bukan pilihan rakyat. Jangan salahkan rakyat kalau rakyat nantinya marah dan tidak mempercayai presiden hasil pilpres 2024. Dan, rakyat membuat gerakan mosi tidak percaya terhadap presiden terpilih, ” jelasnya.
Dikatakan Habib Umar sekarang ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan, ibarat kapal di tengah laut yang mesinnya mati. terombang-ambing dan hanya diarahkan angin.
“Sekarang bangsa ini ngak punya arah, mau dibawa kemana bangsa ini kita tidak tahu,” katanya.
Ditambah adanya kampanye LGBT, perkawinan beda agama, pengusiran Ustadz Abdul Somad (UAS), tidak ada respon dari pemerintah. Akan lagi banyak masalah yang lainnya.
“Jadi yang diperlukan saat ini oleh bangsa Indonesia adalah pemimpin yang mempunyai karakter, kharismatik, bisa membawa bangsa ini lebih baik, mewujudkan janji nyata dan bukan kebohongan atau angin surga,” tegas Habib Umar.
Presiden waktunya hanya lima tahun, sedangkan pemimpin bangsa tidak ada batasnya. “Jadi sekarang rakyat harus cerdas dalam memilih pemimpin ke depan, pilihlah pemimpin dengan mata hati dan ikhlas sesuai dengan kehendaknya,” tutur Habib Umar.
Untuk mencari seorang pemimpin, perlu pemikiran, mencermati, mengamati terhadap sosok figur yang akan kita pilih. apakah dia bisa membangun bangsa ini yang sudah hampir hancur saat ini.
“Pemimpin yang bijak dan berkarakter. Bisa kita lihat saat ini adalah calon pemimpin yang mengkristal dan tidak bisa dibendung. Setiap daerah sudah menyuarakannya,” paparnya.
Ketika ditanya siapa pemimpin tersebut? Habib Umar sendiri tidak mau menyebut nama calon pemimpin yang bisa menyelamatkan bangsa ini. “Saya tidak bisa menyebut nama figur pemimpin tersebut yang pasti rakyat Indonesia tahu siapa figur itu,” katanya.[SN]