[CATATAN: Agustinus Edy Kristianto]
Saya buat lebih sederhana permasalahan Telkomsel-GOTO agar semakin banyak orang turut berdiskusi. Jangan cuma segelintir orang yang konon ahli ekonomi/investasi saja. Sebab, sangkutannya adalah uang negara. Uang pajak dari seluruh warga negara.
Saya pakai apa yang mereka (para pihak) tulis sendiri dalam laporan keuangan, prospektus, maupun peraturan perundang-undangan. Landasan yang sama akan saya pakai untuk menyangkalnya.
👉APA POKOK MASALAHNYA?
Investasi Telkomsel di GOTO senilai triliunan rupiah (angka persisnya di bagian selanjutnya).
👉MENGAPA KENDARAAN YANG DIGUNAKAN ADALAH TELKOMSEL (ANAK PERUSAHAAN) BUKAN TELKOM LANGSUNG SEBAGAI INDUK?
Ada 'celah' di peraturan perundang-undangan Indonesia. Surat Edaran MA No. 10/2020 memuat aturan: "Kerugian yang timbul pada anak perusahaan BUMN/BUMD yang modalnya bukan bersumber dari APBN/APBD atau bukan penyertaan modal dari BUMN/BUMD dan tidak menerima/menggunakan fasilitas negara bukan termasuk kerugian keuangan negara."
Itu masih bisa kita perdebatkan di pengadilan jika perkara ini diproses!
👉SIAPA PEMEGANG SAHAM TELKOMSEL?
65% milik TLKM (PT Telkom). 35% milik Singtel (Singapura).
👉APA URUSANNYA DENGAN MENTERI BUMN ERICK THOHIR?
ET adalah Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin. ET dilantik sebagai Menteri BUMN oleh Jokowi pada Oktober 2019. Kakak ET, Garibaldi (Boy) Thohir adalah Presiden Komisaris GOTO sekaligus pemegang 1 miliar lebih lembar saham GOTO (per Akta November 2021). Pesan Jokowi cuma satu ketika melantik ET: jangan beli klub bola pakai duit APBN!
👉JENIS TRANSAKSI APA YANG TERJADI ANTARA TELKOMSEL DAN GOTO?
Laporan Keuangan TLKM Q1 2022 mencantumkan begini: Telkomsel membuat perjanjian dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) pada 16 November 2020 untuk investasi dalam bentuk Obligasi Konversi (CB) tanpa bunga sebesar US$150 juta (Rp2,116 triliun) dengan tenor 3 tahun. Telkomsel juga dapat opsi beli saham preferen dari AKAB sebesar US$300 juta yang bisa dieksekusi dalam 12 bulan setelah tanggal efektif di harga US$5.049/lembar (Rp79 juta).
Pada 17 Mei 2021, AKAB dan Tokopedia merger (GOTO). Pada 18 Mei 2021, GOTO dan Telkomsel membuat Perjanjian Pembelian Saham. Yang US$150 juta (Rp2,116 triliun) tadi dikonversi menjadi 29.708 lembar saham. Yang opsi beli saham preferen US$300 juta (Rp4,290) triliun menjadi 59.417 lembar. Jadi Telkomsel memiliki total 89.125 lembar saham GOTO dengan harga pembelian US$5.049/lembar (Rp79 juta) sehingga nilai total Rp7 triliun.
Kemudian terjadi stock split. Akta diubah pada 19 Oktober 2021. Lembar saham Telkomsel pun berubah dari 89.125 lembar menjadi 23,7 miliar lembar. GOTO IPO pada harga Rp338/lembar. Jadi nilai saham Telkomsel saat IPO adalah Rp8,01 triliun.
Namun, ingat, itu cuma utak-atik di buku dan kertas. Angka bisa dibuat cocok. Lembarnya diperbanyak atau apalah. Namanya juga jualan story-telling.
Fokus pada duit Telkomsel yang sudah dikeluarkan buat GOTO: Rp2,116 triliun dan Rp4,2 triliun (total Rp6,3 triliun). Ini penting, sebab, mengutip pertimbangan hakim PN Jakpus pada kasus Jiwasraya dengan terdakwa Heru Hidayat sebagai yurisprudensi:
".... harga pasar (di masa depan) belum dapat ditentukan secara pasti, sedangkan uang yang dikeluarkan negara secara melawan hukum sudah dapat dihitung secara pasti pada saat uang tersebut dikeluarkan, maka adalah tepat penghitungan kerugian negara dilakukan secara pasti." BPK-lah yang menghitung.
👉APA KATA GOTO SOAL TRANSAKSI INI?
Lihat Prospektus GOTO: Dia akui sendiri, liabilitas/kewajiban perusahaan meningkat 148,1% per 31 Desember 2020, terutama karena ada utang dari Telkomsel yang dipakai untuk mendanai MODAL KERJA dan PENDANAAN KEGIATAN UMUM. (Anda kesulitan modal kerja? Tirulah cara GOTO!)
Tapi, tulis GOTO, perusahaan telah MELUNASI pinjaman konversi pada Mei 2021 ke Telkomsel. (Jadi pendeknya Telkomsel kasih utang duit, dibayar pakai saham GOTO).
Lalu GOTO dan Telkomsel buat berbagai perjanjian kerja sama bisnis, yang di antaranya memuat ketentuan harus terdapat anggota Dewan Komisaris yang sama antara GOTO dan Telkomsel. Itulah kenapa bekas Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio sekarang menjadi Komisaris Utama Telkomsel. Sebab, dia waktu jadi menteri itu sebenarnya merangkap menjadi Komisaris Tokopedia (teman mergernya Gojek).
👉MEMANG BERAPA SIH MODAL GOTO, KAYAKNYA MENTERENG BANGET?
Sebenarnya biasa saja. Modal disetornya cuma Rp918,8 miliar. Harga per lembar sahamnya (seri A-Z) Rp1 berdasar Akta November 2021. Hanya sekitar 15% dari duit yang sudah disetor Telkomsel (Rp6 triliun).
Kita juga tahu GOTO masih bakar duit nan rugi. Jumlah asetnya Rp148,2 triliun. TAPI yang paling besar nilainya adalah GOODWILL yaitu Rp93,8 triliun. Dari mana Goodwill itu didapat, dari beli Tokopedia yang kemungkinan besar nilainya dia tentukan sendiri. Misal, Tokopedia dia nilai Rp120 triliun padahal asetnya hanya Rp30 triliun maka selisihnya itu yang disebut Goodwill. Itu mainan internal-lah.
👉LALU KENAPA BOY THOHIR DISERET-SERET?
Ya, iyalah! Dia kakaknya Menteri BUMN. Menteri BUMN mewakili negara sebagai pemegang saham di TLKM. TLKM adalah pengendali Telkomsel. Boy juga tercatat sebagai pemegang saham pengendali PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) yang merupakan salah satu penjamin (underwriter) IPO GOTO.
👉KAPAN BOY THOHIR MASUK SEBAGAI PEMEGANG SAHAM GOTO?
Setelah semua 'urusan' transaksi beres. Ia baru tercatat sebagai pemegang 1 miliar lembar saham GOTO pada Akta Perubahan per November 2021. Sebelumnya, ia hanya menjabat Presiden Komisaris.
👉APA YANG TERJADI SEKARANG?
Harga saham GOTO anjlok 50% lebih ke harga Rp194 selama 11 April - 13 Mei 2022 (penutupan Jumat lalu). Turun 42% dari harga IPO. Saya lampirkan tangkapan layar penurunannya yang serapi tangga itu menggunakan chart Heikin-Ashi pada timeframe 1 hour agar terlihat jelas merah-merahnya. TLKM mencatat kerugian (unrealized loss) per 31 Maret 2022 sebesar Rp881 miliar.
Jika penurunan 50% maka membutuhkan setidaknya kenaikan 100% untuk kembali ke titik awal. Anda bisa hitung sendiri berapa persen kenaikan yang diperlukan untuk GOTO kembali ke harga IPO. Untuk menggoreng, butuh logistik tentunya. Dari mana duitnya? Hah, dari mana duitnya?
👉MODUS BEGINI PERNAH TERJADI GAK DI TELKOM?
Pernah. Rp1 triliun suntik Tiphone (TELE) melalui anak perusahaan PT PINS untuk 24% saham TELE. Lalu rugi sampai sekarang. Kasusnya di KPK mangkrak. Laporan tentang itu tidak muncul di Laporan Keuangan TLKM Q1 2022 (terbaru), entah bagaimana sulapnya bisa begitu!
👉MENGAPA YANG KAYAK BEGINI TIDAK BANYAK MUNCUL DI MEDIA?
Blocking iklan, bos. Pimpinan media bisa dirayu-rayu pakai jalan-jalan ke Amerika. Reporter bisa dipecat kalau aneh-aneh. Mau jadi miskin bin pengangguran dalam situasi pandemi begini? Selama Jokowi masih presiden, tulis yang baik-baiklah soal ekosistem digital, megaproyek IKN, atau presidensi G20.
Yang kritis soal investasi, serang dengan jargon "tak paham market", "gak ngerti valuasi", "gak paham ekosistem", "mental kere, gak ngerti value investasi", "selami dan pelajari disrupsi ekonomi"....
👉APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Silakan tatap spanduk/baliho Erick Thohir for 2024 dan bayangkan betapa enaknya jadi kakak atau teman kakaknya selama Presidennya 'baik' seperti Jokowi.
Apalagi kalau dia jadi presiden atau wapresnya langsung!
Salam SATU ASPAL.
Situ di aspal, saya di kapal.
14/05/2022
(Agustinus Edy Kristianto)