[PORTAL-ISLAM.ID] Formula E 2022 seri Jakarta semakin mendekati hari H. Ajang balap mobil listrik jenis single seater open wheel itu akan digelar di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, 4 Juni mendatang.
Meski perdebatan terkait penyelenggaraan Formula E kerap menyertai, namun seiring kian dekatnya waktu penyelenggaraan, akhirnya mereda dengan sendirinya, serta pekerjaan kelengkapan sirkuit terus dikebut tanpa kendala.
Apalagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut berkunjung ke lokasi sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara beberapa waktu lalu untuk melihat persiapan dengan ditemani Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kata akademisi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Ajeng Widya Prakasita, M.A, kunjungan Presiden Jokowi bisa menjadi sinyalemen pemerintah pusat memberikan dukungan terhadap ajang adu cepat jet darat bertenaga listrik pertama di Indonesia itu.
Tentunya, Presiden Jokowi menyadari betul sukses Formula E Jakarta akan membuat nama Indonesia kian bersinar di mata dunia.
“Pak Jokowi punya kepentingan dengan penyelengaraan Jakarta E-Prix ini untuk memperkuat citra negara di level internasional,” ucap Ajeng kepada KBA News, Senin, 23 Mei 2022.
Selain itu, keterlibatan Jakarta sebagai tuan rumah kalender balapan Formula E 2022 juga menjadi momentum positif bagi Ibu Kota untuk mendukung kampanye pengurangan emisi karbon kendaraan secara global.
“Belum lagi dapak ekonomi dari event Jakarta E-Prix, khususnya bagi pelaku usaha UMKM dan masyarakat secara umum. Itu upaya serius dari Pemprov Jakarta,” tutur Ajeng.
Intinya, demikian Ajeng menjelaskan, Formula E Jakarta bukan sekedar event balap biasa. Tapi, memiliki agenda yang sejalan dengan misi zero emission yang diusung dalam setiap E-Prix, juga untuk memperkuat branding negara di kancah global.
Momentum Transisi Energi Kendaraan Bermotor
Mengutip CNN Indonesia, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin berpendapat Jakarta E-Prix dapat menjadi momentum dalam mendukung transisi energi pada kendaraan bermotor.
Menurutnya, penggunaan kendaraan bermotor konvensional terus meningkat tajam seiring dari tahun ke tahun. Banyaknya peredaran kendaraan berbahan bakar minyak selaras dengan menanjaknya tingkat pencemaran udara.
Selain pencemaran udara, Ahmad juga menyorot aspek ketersediaan BBM yang semakin terbatas. Jika tak segera muncul tindakan nyata dalam mencari energi terbarukan, lanjutnya, bukan tak mungkin manusia akan kesulitan dalam mencari bahan bakar.
Ahmad berharap eksistensi Formula E Jakarta dapat menjadi pemicu pemerintah selaku pemangku kebijakan guna membuat regulasi tentang kendaraan listrik di Indonesia. (kba)