[PORTAL-ISLAM.ID] Anies Baswedan terus menerus diserang dan disudutkan. Kalau dicermati sih, ada tiga model fitnah ke Anies.
Tiga model fitnah ke Anies ini ada yang sifatnya umum dan sifatnya spesifik kalau dipelajari lho. Namun semua serangan fitnah itu dinilai nggak mempan.
Gimana enggak, tiga model fitnah ke Anies itu semuanya tumpul sampai membuat frustasi pemfitnahnha lho. Penasaran ya Sobat Hopers soal tiga model fitnah kepada Anies? Yuk simak yuk.
Tiga model fitnah ke Anies, semuanya tumpul
Pengamat politik, Tony Rosyid mencermati setidaknya ada tiga model fitnah yang ditujukan ke Anies Baswedan.
Pertama, fitnah model rasis. Dalam serangan ini, pemfitnah Anies menyoal asal usul dan kelompok pendukung Anies.
Serangan fitnah rasis ini, kata Tony merupakan sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam perpolitikan di Indonesia. Selain melanggar UUD 1945, juga berpotensi menciptakan perpecahan bangsa.
Fitnah model kedua, yaitu serangan yang bersifat umum. Misalnya, Anies distigmakan sebagai gubernur gagal dan tidak bisa bekerja.
Anies dituduh gak punya prestasi. Jakarta dianggap amburadul selama dipimpin Anies. Semua penghargaan yang diterima Anies dibilang rekayasa.
"Fakta yang terjadi justru sebaliknya. Bertolak belakang dengan semua yang dituduhkan," tulis Tony dalam tulisannya dikutip Hops.ID, Senin 9 Mei 2022.
Nah serangan fitnah model ketiga adalah tuduhan yang bersifat spesifik. Seperti apa ya model yang ini?
Tony menuliskan sasaran fitnah model ini lebih detil. Semua kebijakan Anies terus dicari celahnya untuk dijadikan sasaran fitnah.
"Dalam konteks ini, tim buzzer berbayar harus diakui memang sangat kreatif dalam mendesain fitnah, dan sangat lihai menentukan angle-nya. Benar-benar profesional. Dengan kemampuan inilah mereka dibayar mahal. Silahkan lacak dari mana meme dan video serangan terhadap Anies. Lalu, cari tahu berapa harga mereka," kata Tony.
Tony mencontohkan betapa seriusnya fitnah yang ditujukan kepada Anies. Misalnya Pulau Reklamasi disegel Anies.
Lalu ada yang membuat video dengan konten ruko-ruko di pulau reklamasi yang sudah dibangun oleh pengembang. Ada pesan ke publik bahwa penyegelan pulau reklamasi hanya pencitraan.
"Padahal, 35 persen pulau reklamasi memang hak pengembang untuk membangunnya. 65 persen pulau reklamasi diambil dan menjadi hak Pemprov DKI," tulis Tony.
Kasus lainnya masih ada lho,n yaitu soal Formula E. Gagal interpelasi di DPRD, ada yang datang ke lokasi untuk mencari gerombolan kambing.
"Ini memang terlihat konyol. Tanda sudah kehabisan cara. Semua tumpul. Mereka frustasi, sampai kambingpun diajak berpolitik," kata Tony Rosyid.
Alla out banget serang Anies
Masih belum puas? Tony menunjukkan soal kasus lain yang mana Anies diserang dan disudutkan.
Kasus anggaran sumur resapan sebagai program naturalisasi untuk mengurangi banjir tidak disetujui di DPRD. Program sumur resapan distop.
"Datang seorang tokoh partai terperosok, atau memperosokkan diri, di salah satu sumur resapan. Ini juga terlihat konyol. Manuver yang tidak berkelas," tulis Tony.
Interpelasi dan stop anggaran, ini memang permainan kasar dan terkesan arogan. Sekaligus menunjukkan upaya untuk jegal Anies memang dilakukan dengan all out.
Nah kasus terbaru yang sedang hangat adalah berdiri Jakarta International Stadium atau JIS. Selain ada larangan nonton final dan soft launchingnya, disoal pula anggaran dan shalat Idul Fitri di JIS.
"Shalat Id politik lah, memaksa pegawai lah... Kumpulan para kadrun dan Islam intoleran lah... dan sebagainya. Bahkan ada yang ribut soal penggagasnya. Anies dianggap tidak berhak klaim itu sebagai karyanya. Dan memang, Anies tidak pernah klaim JIS, juga semua prestasi Pemprov DKI sebagai karya dan hasil kerja pribadinya. Itu kerja kolaboratif yang melibatkan banyak pihak," kata Tony.
Padahal, kalau mau obyektif, kata Tony sengketa tanah JIS baru selesai tahun 2020. Desain JIS dibuat tahun 2019. Desiain beda dengan design stadion BMW yang dirancang sebelumnya. BMW dirancang untuk menampung 40 ribu penonton. JIS sekarang menampung 80 ribu penonton. Intinya, harus juga diakui, semua ikut andil dan berkontribusi. Kata Tony nggak usah dibentur-benturkan satu dengan yang lain. Bikin gaduh aja.
"Any way, semua tuduhan terhadap Anies selalu mendapatkan bukti sebaliknya dengan data dan fakta yang cukup lengkap dan detil. Meski begitu, tuduhan atau fitnah (black campaign) tidak akan pernah berhenti dan akan terus berjalan. Bahkan mungkin akan lebih sistemik dan masif, mengingat jadual pilpres semakin dekat," kata Tony.***[hops]