[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli bercerita soal operasi politik Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan untuk kudeta konstitusi agar terjadi penundaan pemilu. Rizal Ramli menyebut Luhut menggunakan pihak yang bermasalah secara hukum agar penundaan pemilu sukses.
Hal itu diungkapkan Rizal Ramli dalam acara Adu Perspektif yang ditayangkan detikcom berkolaborasi dengan Total Politik, Rabu (27/4/2022). Rizal Ramli awalnya bercerita kudeta militer umumnya terjadi di dunia pada dekade 1970, sedangkan kudeta konstitusi pada dekade 1980.
“Nah ternyata biangnya kudeta konstitusi ini temannya Panda (Nababan) sama teman saya, Bang Luhut Pandjaitan. Nah, saya tahu cara kerja Luhut Pandjaitan, selalu cari orang bermasalah untuk dibikin bagian dari operasi itu. Istilah dia sama saya, dia pernah ngomong sama saya, ‘Zal lu itu politiknya hitam-putih, kita itu perlu politik supaya kita, orang bermasalah kita pasangin tali di hidungnya kayak kerbau, supaya bisa diperintahkan kiri kanan’,” kata Rizal Ramli.
Rizal Ramli bercerita juga bagaimana Luhut ingin mantan Ketua DPR RI Setya Novanto menjadi Ketua Umum Golkar.
“Inilah modus operasi daripada temannya Luhut Pandjaitan waktu itu dia ngotot agar supaya Jokowi pilih (Setya) Novanto jadi Ketua Umum Golkar. Kalau saya masih dalam (Istana), biasanya Jokowi nanya sama saya, ‘Mas Rizal ini gimana ini?’. Saya bilang, ‘Jangan, Mas, Novanto itu banyak masalah, nanti kita sibuk ngurusin limbahnya saja’,” ujar Rizal.
Rizal kemudian menceritakan saat Luhut memintanya melobi Jokowi agar mendukung Novanto menjadi Ketua Umum Golkar kala itu. Namun ketika itu Rizal menolak permintaan Luhut.
“Akhirnya Bang Luhut ngajak saya makan siang, ‘Zal, lu bantuin dong, karena Jokowi pasti nanya sama lu nih soal begini’, ‘Bantuin apa?’, ‘Lu bantu dong lobi Jokowi supaya dukung Novanto sebagai Ketua Umum Golkar’. Saya bilang ‘Gue kagak mau’, dia bilang, ‘Lu Zal, politik lu hitam-putih, kita itu perlu orang bermasalah supaya kaya kerbau, dipegang hidungnya’. Saya bilang, ‘Bang jangan samain gue sama lu’, ‘Kenape?’, ‘Emang lu otaknye kagak bener kok, beda sama kita’,” ucap Rizal.
Operasi Kudeta Konstitusi
Rizal mengatakan dirinya memang teman dekat Luhut, sehingga dia bicara langsung pada intinya dengan Luhut. Rizal pun kembali bercerita soal operasi politik Luhut dengan menyinggung tiga ketua umum partai politik.
“Nah, operasi politik itu menggunakan orang-orang bermasalah secara hukum, yaitu pasien rawat luar dari KPK. Namanya Muhaimin Iskandar, Zul (Zulkifli Hasan), namanya Airlangga Hartarto, tiga-tiganya punya masalah hukum. Jadi mereka gampang diarahkan supaya dukung kudeta konstitusi ini,” sebut Rizal.
Namun, kata Rizal Ramli, Luhut tak berani mengaku terkait operasi politik tersebut. Rizal meminta Luhut mengakui bahwa aktor utama operasi politik penundaan pemilu adalah dirinya.
“Ternyata kemudian kan, pada tekan publik, reaksi publik luar biasa, akhirnya pada ngaku, yang nyuruh itu teman kita Bang Luhut. Nah tapi Bang Luhut nggak berani, harusnya kan gentlemen dong, katanya gagah berani, ya ngakulah memang aku otaknya gitu, malah ngeles,” imbuhnya.[terkini]