OTAK GUNDU
Oleh: Muhammad Nuruddin
Gundu itu benda mati. Sementara manusia itu makhluk yang punya kehendak. Perbandingan yang nggak setara. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki kebebasan, bukan benda mati. Dengan kebebasan itu dia bisa memilih. Berbuat baik atau berbuat jahat. Kufur atau beriman. Dia bebas memilih semua itu. Termasuk memilih untuk menjadi musuh Tuhan.
Emang ada manusia yang sekarang/di kemudian hari menjadi musuh Tuhan? Lah agama bilang ada kok. Siapa itu? Orang yang sombong, pongah, memusuhi ajarannya, memusuhi rasul-Nya, mengingkari keberadaan-Nya, mengajak orang pada kekufuran, dll, padahal setiap hari dia dikasih hidup. Setiap hari dia dikasih minum dan makan. Dia sendiri yang memilih jalan itu. Dan kelak, dia juga yang harus menerima resikonya.
"Lah, kata siapa hidup gue pemberian Tuhan? Gue bisa minum, makan dan beraktivitas dengan usaha gue sendiri kok. Kenapa bawa-bawa Tuhan?".
Anda terlahir dari ibu dan ayah. Ayah ibu itu asalnya dari mana? Dari sono. Yang ono dari ono lagi. Dan seterusnya. Ujung-ujungnya berakhir dengan makhluk hidup pertama. Sebutlah apapun itu namanya. Ujung-ujungnya bicara asal muasal alam semesta.
Menurut otak yang sehat, nggak ada sesuatu yang tadinya tidak ada, kemudian ada, lalu dikatakan bahwa dia mengadakan dirinya sendiri. Menurut otak yang sehat itu nggak bakal ada. Menurut pengalaman sehari-hari, juga kagak ada. Pasti sesuatu itu ada sebabnya. Dan sebab dari sesuatu pastilah bukan sesuatu itu sendiri. Kita meyakini Tuhan sebagai sebab itu. Apa yang salah? Apa yang tidak masuk akal? Itu masuk akal banget. Kecuali bagi otak gundu.
Kalau sebab itu nggak ada, lalu bagaimana Anda bisa menjelaskan kemunculan alam semesta ini kepada manusia yang bernalar sehat? Karena Dia yang menciptakan, maka otomatis Dia juga yang mengatur. Sesederhana itu sebenarnya alasan kaum beragama percaya Tuhan, kalaulah memang argumen itu harus disederhanakan. Tapi, orang yang tidak percaya wujud Tuhan kaya pembuat status di atas (lihat gambar screenshot di atas -red) memang akan selalu ada. Mereka memilih dirinya untuk memusuhi Tuhan.
Dan mengajak orang untuk tidak memercayai pencipta itu. Lah, kalau kelak mereka menerima balasannya, itu bukan salah Tuhan lah. Itu salah mereka sendiri, yang sudah diberikan kebebasan. Tapi menggunakan kebebasan itu dengan cara yang tidak benar. Mau ngeles dengan cara apapun, mereka pasti sadar, bahwa mereka punya kebebasan untuk memilih semua itu. Kecuali memilih berubah wujud jadi gundu. Itu ya nggak bisa. Paling otaknya doang bisa dimirip-miripin ama gundu.😂
(*)