[PORTAL-ISLAM.ID] Setelah radikal radikul, ISAS ISIS, kini digaungkan NII.
Pejabat negara seakan berlomba-lomba menggaungkan NII dengan berbagai bahayanya.
Tak tanggung-tanggung Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko turun ke gelanggang.
"Moeldoko Wanti-wanti NII Sudah Menyusup ke ASN sampai Mahasiswa" --- demikian headline berita media online.
Namun bagi publik, NII (dan nama-nama atau label radikal teroris) hanyalah isu sampah yang selalu didaur ulang demi menutup kegagalan rezim terkait persoalan pokok hajat hidup rakyat, seperti persoalan minyak goreng yang mahal, kenaikan BBM, melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, dll. Persoalan utama rakyat mau ditenggelamkan dengan NII.
"Narasi sampah yg selalu didaur ulang demi menutupi kegagalan," komen cadas andi mapperumah @andi_amru_.
"Itu hnya tuduhan karena mereka panik, negara mo bangkrut harga2 naik semua maka itu dg dalih teroris dan mo menggulingkan pemerintah mereka melakukan antisipasi dg menuduh rakyat mengancam secara halus, mereka takut di suhartokan (dilengserkan)," ujar @AzrilAliramadh1.
Narasi sampah yg selalu didaur ulang demi menutupi kegagalan.
— andi mapperumah (@andi_amru_) April 22, 2022
Itu hnya tuduhan karena mereka panik , negara mo bangkrut harga2 naik semua maka itu dg dalih teroris dan mo menggulingkan pemerintah mereka melakukan antisipasi dg menuduh rakyat mengancam secara halus ,mereka takut di suhartokan
— ali (@AzrilAliramadh1) April 22, 2022
"NII Ini Lebih Dahsyat dari Kartosoewirjo, Sungguh Mengerikan," Kata Muldoko sambil ngisep cerutu!
— Boss (@BossTemlen) April 23, 2022
Eh Mul, dari zaman gw SMA ntuh NII dah berkeliaran, knp loe gak bikin hebohnya dari dulu waktu jadi panglima? pic.twitter.com/K75leaWbjC