Apakah kalian cukup pintar...?
بسم الله الرحمن الرحيم
Mereka menyerang anak-anak muda Muslim yang menggelar kegiatan BACA AL-QURAN di pinggiran Malioboro beberapa waktu lalu.
□ Secara Syariat, Al-Quran boleh dibaca di mana saja, asalkan bukan di toilet, WC, atau kamar mandi. Silakan mau dibaca di mana saja.
□ Membaca Al-Quran di jalan, di bis, di terminal, di stadion, di mall, di pasar, dan seterusnya, boleh, boleh. Bahkan ia mulia karena mengangkat SYIAR ISLAM di tempat-tempat umum.
□ Dulu di zaman Shahabat RA, mereka menghafal Al-Quran, karena Mushaf masih sangat sedikit. Mereka memurojaah bacaan di mana saja, tanpa batas. Tetapi bukan di tempat-tempat yang dilarang seperti di atas (WC atau kamar mandi).
□ Orang Mesir dikenal akrab dengan Al-Quran, biasa membaca Al-Quran di mana saja. Di masjid, di sekolah, di kantor, di pasar, di taman, dan sebagainya. Itu adalah BUDAYA BAIK, menunjukkan kecintaan kepada Al-Quran Al-Kariim.
□ Membaca Al-Quran di TROTOAR MALIOBORO Yogyakarta, sangat penting. Karena tempat itu termasuk "etalase budaya" yang mewakili gambaran Yogyakarta. Sayangnya, beberapa bulan lalu ke Yogya, kondisi tempat itu semrawut oleh para pedagang, seperti pasar tumpah, warna religinya kering, cenderung sekuler. Mewarnai tempat itu dengan baca Al-Quran sangat baik. Smoga ke depan warna sekulernya berubah menjadi RELIGIUS, dengan izin Allah.
□ Apakah kegiatan begitu norak..? Apa sih pengertian norak? Norak itu kan TIDAK MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA. Iya kan. Sampai ada yang bilang, "Ngaji itu di pesantren, bukan di tempat umum." Itu pandangan manusia SEKULARIS yang membutuhkan agama hanya dalam tiga momen: kelahiran, kawin, mengubur mayat. Kita berlindung kepada Allah dari perilaku sekuler, karena perilaku begitu sejatinya ialah kekufuran kepada Syariat.
□ Seperti disebutkan, tempat-tempat seperti pasar, pusat hiburan, biasanya LALAI dari mengingati Allah. Maka membawa nuansa Al-Quran ke tempat-tempat tersebut sangat diperlukan. Dengan dibacakan Al-Quran, semoga setan-setan yang berkeliaran pergi menjauh.
□ Katanya, membaca Al-Quran di depan umum itu UJUB (bangga diri atau pamer). Hei Son, ujub itu masalah hati. Kamu bisa baca hati orang..?
Trus kamu lihat sticker AYAT KURSI atau surat pendek dijual di mana-mana, ada rekaman MP3 qiroaah, ada Tiktok qiroah, ada channel youtube, ada buku Iqro', ada Mushaf-mushaf Al-Quran, semua itu ada di mana-mana. Bahkan ada acara Tahfizh di TV-TV. Semua itu ada di tempat umum. Apa kamu "baru siuman dari pingsan" Son, atau baru bangun tidur sehingga tidak sadar kondisi? Melek Son, melek..!
Mangga silakan, lanjutkan membaca Al-Quran di jalan-jalan. Juga di trotoar-trotoar, di terminal, di stasiun, di pasar-pasar, dan sebagainya.
Kalau perlu baca Al-Quran di istana para pemimpin, untuk mengusir setan-setan yang ada di sekeliling, sehingga mereka diharapkan bisa bersikap lurus, tidak terikat dengan klenik, dan menjauhi perbuatan zhalim.
"Hidupkan Al-Quran, untuk menghidupkan jiwa-jiwa manusia di tengah bangsa ini!"
(Oleh: Sam Waskito)