Ga jadi posting tulisan serius soal “klithih”. Kata yang aslinya bermakna netral. Lumayan panjang padahal. Tapi buat apa, pemerintah dan aparatnya saja ngga serius menangani kok.
Hari-hari ini masyarakat malah digiring ke diskursus satu peristiwa itu termasuk klithih, kejahatan jalanan, atau “sekadar” perkelahian antar geng. Konon katanya, agar mudah memetakan masalah.
Apa lho ngomongin peta-petaan? Macam Dora The Explorer saja. Mau pake dalih apa pun, banyak anak muda (di bawah umur) berkeliaran di jalanan membawa senjata tajam di waktu malam.
Akibatnya sudah pasti, keselematan warga menjadi soal untung-untungan saja.
Untuk negara yang mengaku berdasar atas hukum, tentu itu konyol sekali. Ini malah sibuk membincangkan satu peristiwa baiknya disebut klithih atau bukan. Kakehan diskusi!
Solusinya bagaimana? Solusi jelas hanya dimiliki oleh yang punya sumberdaya: pemerintah beserta aparatnya. Mereka kan tidak bekerja gratisan. Tau lah harusnya cara membatasi ruang gerak para dajjal belia. Tau cara mengenyahkan.
Tidak usah bicara lagi pemetaan masalah. Dari dulu nyatanya tidak dijalankan. Bertahun berlalu tak ada perubahan.
(Haryo Setyo Wibowo)