[PORTAL-ISLAM.ID] PARIS – Calon presiden (capres) petahana Emmanuel Macron mengalahkan kandidat sayap kanan Marine Le Pen dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Perancis putaran kedua yang digelar pada Minggu (24/4/2022).
Pendukungnya bersorak gembira saat hasil akhir pilpres yang menunjukkan Macron meraup 58,5 persen suara melalui layar raksasa di taman Champ de Mars dekat Menara Eiffel.
Dalam pidato kemenangannya, Macron mengaku bahwa banyak yang memilihnya karena hanya ingin agar Le Pen tidak menang.
“Banyak orang di negara ini memilih saya bukan karena mereka mendukung ide-ide saya, tetapi untuk menghindari ide-ide sayap kanan,” kata Macron.
Dia berterima kasih kepada mereka yang memilihnya dan dia memiliki utang budi kepada mereka di tahun-tahun mendatang.
“Tidak seorang pun di Perancis akan ditinggalkan di pinggir jalan,” tutur Macron dalam pesan yang telah disebarkan oleh para menteri senior.
Andil Muslim Prancis untuk Kemenangan Macron
Macron mengakui kemenangannya bukan 100 persen dari pendukungnya, tapi juga sebagian dari orang-orang yang tidak menghendaki Le Pen (yang sangat anti-Islam) menang.
Salah satu kelompok yang tidak menginginkan Le Pen menjadi Presiden adalah warga Muslim. Pernyataan Le Pen yang akan melarang total perempuan memakai hijab membuat popularitasnya rendah di kalangan pemeluk Islam.
Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Macron, yang sebenarnya juga bukan calon ideal bagi penduduk Muslim karena melarang hijab di sekolah.
Di putaran pertama (saat ada 12 capres), kebanyakan dari sekitar dan 6 juta Muslim di Prancis memilih Jean-Luc Mélenchon, satu-satunya kandidat yang menolak diskriminasi terhadap muslim.
Ketika pemilihan memasuki putaran kedua, banyak yang masih bimbang atau telah memutuskan untuk abstain. Beberapa imam, termasuk kepala masjid agung Paris, mendorong jamaah untuk memilih Macron guna mencegah Le Pen menjadi presiden.
(Sumber: Reuters | CNN | Guardian)