[Catatan Darmanto MS @darmurisiwi]
Satu hal yang berusaha saya pahami dari momentum tadi. Bahwa, Cak Nun 'ora mentolo' menolak terus-terusan permintaan Bu Mega untuk memberikan masukan, bahkan kritikan kepada DPP @PDI_Perjuangan @puanmaharani_ri.
Kita tahu, 4-5 tahun sudah permintaan itu secara langsung beberapa kali dilayangkan namun Mbah Nun menolak atau menunda, menunggu waktu yang tepat.
Terus terang kita semua kaget, setelah 2 tahun terakhir tidak Maiyahan secara langsung sebab pandemi tiba-tiba sekalinya ada info Maiyahan di Kandang Banteng. Banyak yang bertanya, berspekulasi macam-macam.
Lantas, kenapa harus Mbah Nun yang diminta Bu Mega untuk memberikan masukan? Kita tahu, sering kali pernyataan beliau, kalimat-kalimat beliau sangat lugas, dan agak bikin kuping terasa merah ketika mendengarnya terkait penyelenggaraan negara. Apa yang diharapkan Bu Mega?
Saya berhusnudzon barangkali sama halnya dengan Pak Harto zaman dulu (dulu sebelum lengser Pak harto juga memanggil Cak Nun -red), Bu Mega pun masih memiliki anggapan yang sama, bahwa “Mbah Nun tidak punya pamrih apalagi ambisi terhadap kekuasaan.”
*Dari twit @darmurisiwi
... cuma masalahnya sekarang
— Boss (@BossTemlen) April 10, 2022
belum tepat presidennya, gtu aja!
Cak Nun bisa plot twist gini ๐ pic.twitter.com/M3xhV85BNh
Cak Nun ngomong gini, sebelahan sama Mbak @puanmaharani_ri dan Mas Hasto di Lenteng Agung.
— Fahmi (@FahmiAgustian) April 10, 2022
Gerrrrrrr pic.twitter.com/lrihqnLyM1
Kalau Indonesia tidak makmur melebihi negara² lain, berarti ada yg salah dengan kepemimpinan nasional. Mulai sekarang kalian harus cerdas, kalau dua kali ndak bisa jangan sampai tiga kali. pic.twitter.com/F8DLG02dr7
— ใซใกใใกๆณข (@agusset1awan) April 10, 2022