Hanya setan yang kepanasan ketika Al-Qur'an dibacakan oleh umat Islam. Walaupun tempatnya di Maliboro, Jogja. Mereka yang menuduh membaca Alquran di tempat umum, seperti Maliboro itu, sebagai perbuatan norak atau kepentingan politik, karena mereka iri dan sakit hati saja, dengan bacaan Quran tersebut.
Bahwa ada para ulama yang berbeda pendapat tentang boleh tidaknya membaca Alquran di tempat umum. Seperti di jalan, itu tinjauannya adalah maslahat dan mafsadat. Artinya kita harus bersikap bijak dan lapang.
Antara satu tempat dengan tempat lain tentu saja berbeda. Bisa jadi di INDONESIA, dimana pasar dan tempat umum digunakan sebagai ajang KEMAKSIATAN, lebih lebih bagus untuk dibacakan Alquran didalamnya. Dalam rangka mengimbangi kemaksiatan yang dipromosikan di tempat-tempat tersebut.
Saya pribadi cenderung bahwa membaca Alquran di tempat-tempat umum di Indonesia termasuk Malioboro Jogja, lebih baik karena tempat-tempat tersebut seringkali digunakan untuk mempromosikan kemaksiatan dan kedurhakaan artinya harus dilawan dengan dakwah termasuk dalam hal ini adalah dengan membaca Alquran.
Yang mengherankan، mereka yang menuduh dan mencaci-maki saudara-saudara Muslim yang membaca Alquran di Maliboro, tidak pernah mengkritik atau mencaci-maki orang-orang yang berbuat maksiat di tempat-tempat umum tersebut.
(Mas'ud Izzul M)