[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah membela Ketua BEM SI Kaharuddin yang tengah menjadi sorotan lantaran menyebut masa Orde Baru lebih memberikan kebebasan dan kesejahteraan.
Fahri lantas mengulas ketika dirinya menjadi mahasiswa.
Fahri menyebut mahasiswa yang bersuara memang tidak memiliki data tang yang akurat tapi mereka punya kecenderungan memiliki keberanian untuk membela kebenaran.
"Saya pernah menjadi mahasiswa dan saya tahu pada hari itu kita tidak memiliki semua data dan informasi yang benar tetapi yang kita punya adalah kecenderungan kepada kebenaran dan keberanian untuk membelanya sampai kata-kata penghabisan sebelum kita diusir, ditangkap atau dibungkam!" kata Fahri dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya yang diunggah Minggu (17/4/2022).
Fahri yang dikonfirmasi membenarkan cuitannya terkait pembelaan terhadap Ketua BEM SI.
Fahri lantas menyinggung kasus Ratna Sarumpaet yang dipenjara karena terbukti berbohong.
Dia lalu membandingkan dengan pejabat publik yang mudahnya berbohong namun tidak dikenakan konsekuensi yang setimpal.
"Dalam kasus Ratna Sarumpaet, perempuan sudah tua berumur 70 tahun tetap dipenjara 2 tahun karena terbukti bohong dan berakibat ramai. Tapi begitu banyak pejabat publik, tua dan muda berbohong tanpa konsekuensi hukum apapun padahal mereka digaji tapi bikin onar di ruang publik," ujarnya.
Kembali ke mahasiswa, Fahri menilai wajar jika ada salah data atau salah kata.
Fahri kemudian berpesan kepada mahasiswa agar tidak salah ketika menjadi pejabat publik.
"Waktu kalian masih jadi mahasiswa, kalian boleh berbuat salah. Salah data atau salah kata tak mengapa. Tapi begitu kalian menjabat kalian tidak boleh lagi berbuat salah sebab yang menderita banyak akibat kesalahan kalian!" katanya.
Fahri meminta semua pihak untuk tidak menuntut mahasiswa berkata sempurna. Dia menyinggung politisi yang planga plongo.
"Janganlah kalian meminta secara berlebihan kepada mahasiswa supaya canggih dalam berpidato sementara politisi Anda planga plongo (hikmah puasa)," tutur Fahri.
Terkait kontroversi pernyataan Ketua BEM SI, Fahri menjelaskan perbedaan demo pada zamannya dengan saat ini.
Dia memahami jika perbedaan yang ada cepat menyebar karena perkembangan media sosial.
"Memang perbedaan demo kami dulu dengan sekarang adalah karena dalam demokrasi pro kontra cepat terjadi dan media sosial sangat cepat menangkap perdebatan yang ada," ujarnya.
Meski begitu, menurutnya gerakan mahasiswa masih mahal karena keberaniannya membela kebenaran.
"Tapi yang mahal dari gerakan mahasiswa adalah keyakinannya pada kebenaran dan keberaniannya membela kebenaran itu," kata dia.[detik]