[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Rusia mungkin saja akan menggunakan senjata nuklir untuk melakukan serangan di negara yang dipimpinnya itu. Hal ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan CNN International, Sabtu (16/4/2022).
Dalam kesempatan itu, Zelensky menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin bisa beralih ke senjata nuklir atau kimia. Hal ini menurutnya karena Putin tak lagi menghargai nyawa warga Ukraina.
“Bukan hanya saya. Seluruh dunia, semua negara harus khawatir karena itu bukan informasi yang sebenarnya, tetapi bisa jadi kebenaran. Senjata kimia, mereka harus melakukannya, mereka bisa melakukannya, bagi mereka kehidupan rakyat, tidak ada apa-apa. Itu sebabnya,” kata Zelensky.
“Kita harus berpikir untuk tidak takut, tidak takut tetapi bersiaplah. Tapi itu bukan pertanyaan untuk Ukraina, tetapi saya pikir juga untuk seluruh dunia.”
Perkiraan mengenai penggunaan senjata nuklir oleh Rusia sebelumnya juga sempat diperingatkan oleh intelijen Amerika Serikat (AS). Direktur CIA Bill Burns mengatakan pada hari Kamis bahwa CIA mengamati “dengan sangat seksama” atas kemungkinan itu.
Ia menyebut bahwa potensi ini timbul karena Putin yang dirasa sudah putus asa dengan kemajuan pasukannya di Ukraina. Meski begitu, Burns menyebutkan belum ada indikasi Rusia sedang bersiap untuk mengambil langkah seperti itu.
“Mengingat potensi keputusasaan Presiden Putin dan kepemimpinan Rusia, mengingat kemunduran yang mereka hadapi sejauh ini secara militer, tidak ada dari kita yang dapat menganggap enteng ancaman yang ditimbulkan oleh potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata nuklir rendah,” katanya.
Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-53 pada Minggu (17/4/2022) sejak dimulai pada 24 Februari.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya serta membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya layaknya Nazi.
Hingga saat ini, Moskow telah memutuskan untuk memfokuskan serangan di wilayah Timur Negeri Jirannya itu tepatnya di wilayah Donetsk dan Luhansk. Kedua wilayah itu diketahui merupakan wilayah yang diklaim Rusia sebagai berdiri sendiri dan tidak berada dalam kedaulatan Kiev. (CNN/arrahmah)