[PORTAL-ISLAM.ID] Rezim Joko Widodo (Jokowi) ditopang para buzzer yang tidak mempunyai otak. Tugas buzzer menjilat penguasa dan menyebarkan adu domba.
“Agar kita tahu, kekuatan Rezim ini hanyalah orang-orang tanpa otak yang dibayar jadi buzzer untuk mempertahankan kekuasaan,” kata dr Tifauzia Tyassuma di akun Twitter-nya @DokterTifa, Rabu (27/4).
Ia menilai buzzer yang tidak memiliki otak seperti kera.
dr Tifa sengaja mengkritik keras para buzzer agar mendapat serangan dari pendukung Jokowi di media sosial.
“Saya sengaja biarkan komentar-komentar dungu para Buzzer yang menyerbu kemari,” jelasnya.
Wakil Presiden dua periode (2004-2009 dan 2014-2019), Jusuf Kalla (JK) kembali mengungkapkan uneg-unegnya seputar kiprah para buzzer di Tanah Air. Dia mengakui buzzer sengaja hadir dan mendapat ruang dalam kampanye pemilu untuk menyampaikan segala hal positif kandidat yang didukungnya. Juga sebaliknya mereka dipersiapkan untuk mengkritisi kekurangan para kandidat lain yang menjadi lawannya.
“Sebenarnya buzzer itu mulai pada setiap kampanye. Tapi itu biasa saja, bagaimana memuji pasangan calon yang didukungnya atau mencela lawannya,” kata JK menjawab Tim Blak-blakan detikcom yang menemuinya di Kantor PMI, Selasa (23/2/2021).
Mestinya, tegas JK melanjutkan, kerja mereka berhenti setelah pemilu selesai karena sudah ada pihak yang menjadi pemenangnya. Tapi yang terjadi kemudian justru menjadi geng yang terus dipelihara, dibayar untuk membuli siapa yang mengkritik. (AHM/SN)