JAKARTA – Sejumlah pengurus wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 dalam rapat pimpinan nasional partai Ka’bah itu. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta, misalnya, sudah terang-terangan mengusulkan Anies sebagai calon presiden ke pengurus pusat partainya.
"Pak Anies sendiri kedekatannya dengan kiai, ulama, dan habaib tidak perlu kami ragukan lagi," kata Ketua DPW PPP DKI Jakarta, Farhan Hasan Al Amri, kemarin.
Farhan mengatakan rekomendasi DPW PPP DKI Jakarta yang mengusung Anies sebagai calon presiden 2024 diputuskan dalam rapat pimpinan wilayah PPP DKI, Kamis lalu. Hasil rapat itu lantas disampaikan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) PPP kedua, yang digelar pada Jumat kemarin.
Farhan mengatakan pengurus pusat partainya memang meminta pengurus wilayah untuk mengusulkan kandidat calon presiden yang dinilai cocok diusung dalam pemilihan presiden 2024.
Rekomendasi DPW PPP DKI Jakarta itu sudah disertai dengan kandidat calon wakil presiden pendamping Anies. Mereka menduetkan Gubernur DKI Jakarta itu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai calon wakil presiden. Duet Anies-Khofifah dianggap mampu meredam polarisasi masyarakat yang muncul seusai pemilihan kepala daerah DKI pada 2017.
Pengurus pusat PPP yang dimintai konfirmasi mengakui ketertarikan partainya kepada Anies Baswedan. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini dinilai cocok dengan konstituen PPP. Anies dianggap mampu menghadapi perbedaan pendapat serta bisa mengurai polarisasi masyarakat.
Sekretaris Jenderal DPP PPP, Arwani Thomafi, menjawab diplomatis soal usul menduetkan Anies-Khofifah ini. Ia mengatakan sejauh ini PPP memang tidak mengharuskan calon presiden dan wakil presiden yang diusung berasal dari partai politik. PPP justru akan menyiapkan kandidat calon presiden yang tepat untuk rakyat dalam melanjutkan program pembangunan saat ini.
"Sosok yang akan bisa memberikan inovasi yang lebih terhadap ikhtiar kita dalam membangun negeri ini," kata Arwani.
Adapun Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa, mengatakan rapimnas ini belum akan memutuskan calon presiden-wakil presiden yang akan diusung partainya. Rapimnas tersebut hanya akan membahas upaya PPP meningkatkan elektoral partai dalam Pemilu 2024.
"Kepentingan partai, ya, dan kami sedang mengukur bagaimana hubungan-hubungan aktivitas politik ke depan serta bagaimana koalisi ke depan," kata Suharso.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedy Kurnia Syah, mengatakan PPP akan cenderung melihat kandidat calon presiden yang memiliki kedekatan karakter dengan pemilih mereka, yaitu kelompok menengah ke bawah dan muslim afiliasi nahdliyin. Selain itu, kata dia, PPP pasti melihat kandidat calon presiden yang mampu meningkatkan elektabilitas partai.
Dedy menilai duet Anies-Khofifah cukup dekat dengan karakteristik konstituen PPP dan berpotensi mengerek elektabilitas partai Ka’bah ini. "Masalahnya, PPP bagi Anies tentu bukan prioritas karena porsi suara PPP di parlemen yang rendah,” kata Dedy. “PPP di 2024 belum tentu punya kans mengusulkan kecuali tokoh yang diusulkan senada dengan parpol dominan lainnya.”
Dedy menganggap PPP pasti berorientasi pada penyelamatan partai dalam mengusung calon presiden 2024 dibanding menimbang peluang untuk memenangi pemilihan presiden. Dengan demikian, PPP akan memilih calon presiden yang mampu mengungkit elektabilitas partai.
"Meski tokoh tersebut belum tentu potensial terusung, daripada memilih tokoh potensial terusung tapi tidak berdampak pada perolehan suara PPP," ujar Dedy.
Sependapat dengan Dedy, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, juga menganggap duet Anies-Khofifah bakal diterima konstituen PPP dan berpeluang mendongkrak elektabilitas partai. "PPP tetap seksi karena punya 4 persen lebih kekuatan di parlemen. Walau terlihat kecil, tetap dibutuhkan calon presiden dan calon wapres dalam membangun koalisi," kata dia.
(Sumber: Koran TEMPO, 16/04/2022)