[PORTAL-ISLAM.ID] Kejadian amuk massa yang menimpa Ade Armando -yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia Jokowi- saat Aksi 11 April kemarin di Gedung DPR/MPR masih menjadi perbincangan ramai publik. Pro-Kontra terjadi.
Menurut politisi Partai Demokrat Andri Arief apa yang menimpa Ade Armando adalah karena penguasa membiarkan kebencian yang terlalu lama dan bahkan menikmati perseteruan warganya.
"Membiarkan kebencian terlalu lama, yang salah siapa? Presiden yang salah, menikmati perseteruan warganya. Akibatnya aparat hukum tebang pilih. Ujungnya penganiayaan hari ini. Gambaran dua kebencian yang memuncak," kata mantan Stafsus Presiden SBY itu di akun twitternya @Andiarief__, Senin (11/4/2022).
Hanya terjadi di era Presiden Jokowi, saat sudah selesai pilpres dan sudah jadi presiden tapi relawan pendukung masih dipelihara, bahkan kerap diundang di Istana. Padahal seharusnya Jokowi menjadi Presiden bagi seluruh rakyatnya, bukan cuma bagi relawannya. Akhirnya pembelahan yang terjadi saat Pilpres masih terus dibawa dan terjadi sesusah Pilpres hingga saat ini.
Bukan hanya pembelahan yang "dibiarkan", tapi juga tebang pilih aparat hukum. Para dedengkot buzzer pendukung pemerintah seperti Denny Siregar, Abu Janda yang berkali-kali dilaporkan ke polisi kasusnya menguap begitu saja. Bahkan Ade Armando itu statusnya secara hukum masih Tersangka, tapi kasusnya tak pernah diproses lagi hingga kini.
Tepat sekali apa yang disampaikan Andi Arief "Presiden yang salah, menikmati perseteruan warganya."
Apa yang disimpulkan Andi Arief mendapat tanggapan serupa dari sejumlah netizen.
"Bener om.. seakan2 beliau itu senang melihat rakyatnya saling membenci. Dan itu jadi bom waktu yg bisa kapan aja meledak," ujar @wahyudiyoe.
Membiarkan kebencian terlalu lama, yang salah siapa? Presiden yang salah, menikmati perseteruan warganya. Akibatnya aparat hukum tebang pilih. Ujungnya penganiayaan hari ini. Gambaran dua kebencian yang memuncak.
— andi arief (@Andiarief__) April 11, 2022
Bener om..seakan2 beliau itu senang melihat rakyatnya saling membenci. Dan itu jadi bom waktu yg bisa kapan aja meledak.
— dengkul melocot (@wahyudiyoe) April 11, 2022
Akibat tiadanya keadilan, akhirnya pengadilan jalanan jawaban nya , dan bisa membesar
— Nuralam317 (@nuralam317) April 11, 2022