FINAL
Dalam agama itu, cuy,
Apapun yang sudah diatur dalam kitab suci, maka itu final. Opini manusia tidak ngaruh lagi.
Misal, makan babi haram bagi pemeluk agama Islam (dan agama lain). Maka selesai sudah urusannya. Opini kamu tidak ngaruh. Mau kamu bawa2 logika, penjelasan ilmiah, dll, dsbgnya, tidak ngaruh. Apalagi nyinyir2an netizen, olok2 manusia, tidak ngaruh.
Dalam agama lain, juga banyak hal2 yang diharamkan. Makan dagi sapi haram. Ritual harus begini, begitu, sesuai kitab suci masing2. Maka jika itu sudah diatur kitab sucinya masing2, selesai sudah urusannya bagi pemeluk agama tsb. Opini manusia tdk penting blas.
Lebih2, saat semua agama bersepakat atas sebuah isu: bahwa 'itu' haram! Terlarang! Tidak boleh.
Maka, kamu mau jungkir balik atas nama kebebasan, modernitas, logika, dan semua ngeles bergunung2 milik kamu, TIDAK penting blas. Mau bawa ilmu pengetahuan, pendapat ahli, nggak ngaruh. Kitab suci sdh bilang terlarang. Selesai diskusi.
Nah, apakah kamu mau tetap nurut atau tidak? Itu terserah kamu. Bebas toh? Tidak usah lebay gitu loh. Pada dasarnya memang tidak ada pemaksaan apapun soal agama. Mau mabuk, mau ini, itu, tidak akan ada petir yang menyambar. Tuhan tidak kirim malaikat saat itu juga ketika ada prilaku2 tertentu yg melanggar kitab suci.
Tidak usah protes, saat ada yang bilang itu haram, terlarang! Karena dia meyakini kitab sucinya. Lah, mereka meyakini kitab sucinya kok dilarang2. Dan tidak usah heboh juga saat orang2 punya pendapat soal itu, menasihati teman2, keluarganya, followernya agar jangan begitu. Itu hak dia loh.
Ketahuilah, daripada kamu meributkan pendapat orang lain, lebih penting ributkanlah pendapat diri kamu sendiri. Kamu yakin tidak sih dengan kebenaran versi kamu? Nurani kamu benar2 yakin? Juga mending ributkanlah pendapat orang tua kamu. Apa pendapat mereka? Cocok dgn kamu?
Dan lebih2, jika kamu masih merasa punya Tuhan, ributkanlah apa pendapat Tuhan kamu soal itu? Panggil nurani terdalamnya. Jawab sendiri. Kira2 Tuhan kamu akan bilang apa?
(By Tere Liye)