[PORTAL-ISLAM.ID] Penceramah kontroversial Sugi Nur Raharja alias Gus Nur terang-terangan mengaku siap mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.
Hanya saja Gus Nur memberi sebuah syarat yang mutlak dipenuhi Anies Baswedan.
Adapun syarat yang diberikan Gus Nur adalah meminta Anies Baswedan tidak kasak kusuk di belakang meja, dia meminta orang nomor satu di Jakarta tidak membuat atau menandatangani janji politik dengan kelompok pengusaha serta taipan yang biasanya berdiri di belakang panggung dan memberi sokongan dana.
Gus Nur menegaskan, jika Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sanggup memenuhi permintaannya itu, maka dia bakal mati-matian memperjuangkan Anies Baswedan merengkuh kursi RI 1.
“Kalau mau calonkan diri sebagai presiden, saya butuh iman amanah sampeyan, tanda tangan politik, di belakang sampeyan enggak ada bandar, liberal, sekuler, oligarki, maka Insya Allah harta, nyawaku, waktuku, semua yang ada sumber daya saya infaqkan ke sampeyan,” kata Gus Nur dalam sebuah video yang diunggah di saluran Youtube pribadinya, Selasa (15/3/2022).
Gus Nur melanjutkan, dirinya siap menggalang dukungan besar-besaran untuk Anies Baswedan memenangi Pilpres 2024, dia mengaku bekerja ikhlas tanpa mengharapkan timbal balik dari Anies Baswedan.
Dia bahkan mengaku sama sekali tidak butuh harta milik Anies Baswedan, apalagi jabatan sebagai tanda terima kasih jika Anies Baswedan terpilih menjadi Presiden RI 1 selanjutnya.
“Pak Anies, saya ndak butuh uangnya sampeyan, harta sampeyan, pokoknya saya enggak butuh. Kalau terpilih (jadi presiden), saya butuh iman kamu, di dadamu hanya ada Allah Rasulullah,” tegasnya.
Masih dalam video yang sama, Gus Nur mengaku Indonesia sekarang ini dikuasai oleh para pengusaha-pengusaha besar.
Dia bahkan menyatakan, para cukong ini yang mengambil peran dalam berbagai pemilihan pemimpin di negara ini.
Liciknya, kata Gus Nur, para cukong ini bahkan bisa menghadirkan dua kandidat pimpinan dalam sebuah gelaran pemilihan, di mana dua kandidat ini dipasang untuk saling bertarung, sehingga siapapun yang terpilih nantinya adalah orang – orang mereka yang nantinya bakal memuluskan semua bisnis para cukong ini.
“Negeri ini sudah dikuasai cukong. Jadi peta tanah pertiwi ini seolah-olah bandar dadu aja. Ini ada cukongnya yang nggak pernah mau masuk TV, nggak terkenal, nggak pernah masuk koran, tapi punya tv punya koran. Dan dia bisa menciptakan dua kandidat sekaligus, jadi ada kandidat yang disetting bajingan dan ada kandidat yang disetting pahlawan,” tuturnya. [Democrazy/fajar]