[PORTAL-ISLAM.ID] Jerman telah menyetujui kontrak dengan Qatar untuk pasokan gas alam cair (LNG) yang akan membantu negara Eropa melepaskan ketergantungannya pada energi Rusia.
Menteri ekonomi Jerman, Robert Habeck, mengumumkan kesepakatan itu setelah berkunjung ke Doha, di mana ia didampingi oleh para pemimpin bisnis Jerman.
“Sungguh luar biasa bahwa saya dapat mengatakan bahwa telah disetujui dengan tegas untuk menjalin kemitraan energi jangka panjang – sebuah kerjasama,” kata Habeck di Doha, Minggu (20/3/2022).
“Perusahaan-perusahaan yang sekarang terlibat dalam perjalanan ini akan mengadakan negosiasi kontrak dengan pihak Qatar.” Dia tidak memberikan angka rinci tentang rencana impor dari Qatar.
Jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Jerman akan siap untuk berkorban, termasuk harga gas yang lebih tinggi, jika itu membantu mengalahkan Rusia.
Kunjungan Habeck ke Qatar mengikuti perjalanan Boris Johnson yang tampaknya sia-sia ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam upaya untuk membujuk dua sekutu tradisional Inggris di Teluk untuk meningkatkan produksi minyak.
Qatar diperkirakan akan melipatgandakan produksi LNG pada tahun 2025. Habeck berjanji bahwa Eropa sedang dalam proses mengurangi aliran energinya dari Rusia menjadi nol, tetapi saat ini Jerman tidak memiliki terminal LNG. Dua baru saja diberi lampu hijau, di Brunsbüttel dan Wilhelmshaven, tetapi mungkin membutuhkan waktu tiga tahun untuk membangunnya.
Jerman mengimpor sekitar 56 miliar meter kubik gas alam dari Rusia pada tahun 2020. Hampir 55% impor gasnya berasal dari Rusia, dengan 40% permintaan gas di Jerman berasal dari industri. Total impor gas UE dari Rusia sekitar 168 miliar meter kubik.
Pada tahun 2020, Qatar mengekspor 106 miliar meter kubik, menjual sebagian besar produk ke pasar Asia.
Di Doha, Habeck menekankan bahwa masa depan Eropa adalah mengembangkan keragaman pemasok, dan tidak ada gunanya Jerman mengalihkan ketergantungannya dari satu pemasok ke pemasok lain. Jerman juga sedang dalam pembicaraan dengan Norwegia, Kanada dan AS.
Dia mengakui pemerintahan Jerman sebelumnya telah melakukan kesalahan dengan menjadi sangat bergantung pada Rusia.
Uni Eropa sendiri telah mengatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk mengurangi impor gas blok tersebut dari Rusia hingga hampir dua pertiganya pada akhir tahun 2022, dan untuk membuat Eropa mandiri dari semua bahan bakar fosil Rusia jauh sebelum tahun 2030.
Menteri keuangan Prancis, Bruno Le Maire, mengisyaratkan Prancis bersedia untuk melangkah lebih jauh, dengan mengatakan: “Haruskah kita segera berhenti membeli minyak Rusia, haruskah, sedikit lebih jauh, kita berhenti mengimpor gas Rusia? Presiden tidak pernah mengesampingkan opsi ini.”
(Sumber: Guardian)
BREAKING: Germany agrees to a long-term gas supply deal with Qatar
— The Spectator Index (@spectatorindex) March 20, 2022