[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Joko Widodo tidak hanya memperlihatkan haus kekuasaan saat memberi pernyataan normatif tentang wacana penundaan pemilu. Tapi juga tampak memiliki rasa ketakutan saat dia tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Begitu kata Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (6/3/2022).
Menurutnya, Jokowi merasa perlu untuk terus berkuasa agar bisa melindungi diri dan kroninya. Atas dasar itu, Jokowi mempersilakan warga negara berwacana tentang penundaan pemilu.
"Sikap Jokowi itu perlihatkan rasa takut kalau dia tidak jadi presiden akan ditangkap atas sejumlah kasusnya. Makanya dia ingin terus dan terus berkuasa,” tegas Muslim.
Muslim Arbi juga tidak terkejut dengan apa yang disampaikan Jokowi. Pasalnya, karakter tersebut sudah sering diperlihatkan mantan Walikota Solo itu dalam banyak kesempatan.
“Seperti Jokowi umbar janji selama kampanye pilpres. Tapi dia ingkari tanpa merasa bersalah. Ini pemimpin yang setia pada kepentingannya. Bukan pada kepentingan rakyatnya,” ungkapnya.
Seperti diberitakan, menyikapi ribut-ribut wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, Jokowi menuturkan bahwa wacana menunda pemilu tidak bisa dilarang karena hal itu merupakan bagian dari demokrasi.
"Siapa pun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan (masa jabatan presiden), menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi. Bebas saja berpendapat," kata Jokowi di Istana Bogor, Jumat (4/3/2022), dikutip dari Kompas.id edisi Sabtu 5 Maret.
Pernyataan Jokowi ini dinilai ambigu dan normatif. Menyiratkan ada keinginan untuk memperpanjang masa jabatan.[RMOL]