Merdeka Palsu
Saya kasihan lihatnya.
Kalian tahu ini foto apa? Pagar, tembok! Tembok di Palestina.
Jadi, Israel itu membangun tembok tinggi-tinggi, tingginya bisa 8 meter. Crazy. Rumah dua lantai itu paling hanya 6-7 meter tingginya. Ini tembok menjulang lebih tinggi lagi.
Apa alasan Israel bangun tembok ini? Ehem, katanya sih penduduk Palestina itu teroris semua. Jadi harus dibangun tembok, biar mereka aman.
Sungguh, kasihan lihatnya. Kasihan lihat Israel, yang harus bangun tembok, dan mereka merasa merdeka. Ternyata palsu saja. Hidup mereka selalu dihantui ketakutan.
Berapa panjang tembok ini? 708 kilometer (barrier, tembok, dll). Itu nyaris setara Jakarta ke Surabaya. Mereka bangun pembatas sepanjang itu.
Lupakan soal bertetangga, lupakan soal kemanusiaan, lupakan soal sesama manusia. Di kepala orang-orang Israel yg setuju invasi ke Palestina ini sederhana: gue benar. Dan gue selalu benar. Orang lain teroris. Mereka lupa, merekalah yang membangun tembok tinggi-tinggi.
Yes. Saya happy sekali memposting ulang hal-hal ini. Sejak 2004, Tere Liye itu sudah menulis Palestina. Dulu, di blog, friendster. Pernah, saya posting puisi, lantas ada teman kampus (Hindu, dari Bali), dia komen, 'Bro, puisimu bikin sedih'. Wah, saya kaget, ternyata dia juga mendukung Palestina. 'Tidak perlu jadi Islam utk mendukung Palestina, bro. Cukup jadi manusia saja, pasti tersentuh'. Tapi sayang memang, di luar sana, banyak yg malah belain Israel. Termasuk di Indonesia.
Yes. Hari-hari ini, Rusia meng-invansi Ukraina. Dunia mempertunjukkan hipokrasi alias kemunafikan tingkat mematikan. Merah menyala planet Bumi oleh kemunafikan ini. Mahkluk tapi, tapi, tapi.
Lihatlah dinding-dinding tinggi ini. Lihatlah ribuan anak-anak Palestina. Gedung-gedung hancur. Mayat-mayat bergelimpangan. Kamu pura-pura buta selama ini, heh? Yes. Itulah hidupmu. Penuh kepalsuan.
Sama dgn dinding-dinding ini. Palsu. Merasa merdeka, tapi sejatinya, merekalah yang dipenjara di dalamnya.
(By Tere Liye)