Bukan Soal Masak Tanpa Minyak Goreng
Tidak ada yang istimewa dengan demo masak tanpa minyak goreng. Kenapa? Semua yang bisa masak, sangat paham bahwa selain menggoreng, ada yang namanya: rebus, kukus, panggang/bakar, bahkan fermentasi.
Masalahnya adalah semua itu jadi beban lagi bagi masyarakat. Karena semuanya membutuhkan waktu lama, jadi konsumsi bahan bakar memasak lebih besar.
Apalagi harga gas juga ikut naik. Jadi beban masyarakat berlipat ganda. Minyak goreng mahal, gas mahal, disisi lain ada kondisi naik turunnya harga di pasar bagi produk seperti: cabe, beras, bawang, telur, daging, yang seolah lepas dari kontrol pemerintah. Naik sesukanya menjelang puasa atau lebaran.
Belum lagi kelangkaan BBM dan harga yang kabarnya bakal naik. Tentu akan berimbas pada ongkos angkut dalam proses distribusi produk. Jatuhnya ke naik lagi harga produk.
Jadi ga ada istimewanya ketika ada demo masak tanpa minyak goreng.
Fokus utamanya adalah menjaga kesejahteraan masyarakat, itu tugas pemerintah yang diwajibkan dalam undang-undang. Memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Jangan salah fokus. Bukan demo masak ini itu.
Cukup demo adik-adik mahasiswa aja. Karena tuntutan rakyat itu soal kebutuhan hidupnya.
Gimana mau minta rakyat urunan dana buat negara, kalau hidupnya aja susah.
Cinta itu take and give. Bukan Give me your money or I take your life.
(Sayid Fadhil Asqar)