Surat Terbuka untuk Pengurus dan Warga NU: Suara Hati Kami, dari MUI
Oleh: KH Anwar Abbas (Wakil Ketua Umum MUI)
Saya benar-benar sedih dan berduka serta bingung dan tidak tahu akan bicara apa. Beliau, Bapak KH Miftachul Akhyar, kami pilih untuk menjadi Ketua Umum kami di MUI dengan suara bulat tanpa ada lonjong sedikit pun.
Beliau adalah seorang tokoh dan ulama serta pemimpin yang sangat rendah hati, yang sangat dibutuhkan dan diharapkan akan bisa mempersatukan umat. Tapi herannya saya, mengapa NU tidak membolehkan dan merelakannya bagi melaksanakan tugas suci dan mulia tersebut sehingga saya benar-benar jadi bingung sendiri dibuatnya.
Yang membuat saya menjadi semakin bingung lagi karena sepanjang pengetahuan saya, NU itu sudah menegaskan jati dirinya bahwa dia bukan hanya untuk dirinya saja tapi juga untuk umat dan bagi bangsa. Tapi mengapa NU tidak mau mendengar suara hati dari kami-kami yang ada di MUI terutama mereka-mereka yang bukan dari NU ini.
Terus terang kami butuh Bapak KH Miftachul Akhyar untuk menjadi pimpinan kami. Tugas itu sudah beliau laksanakan dengan baik lebih dari satu tahun sehingga kami sudah merasa sangat dekat dan sangat sayang serta mencintai diri beliau sebagai pemimpin kami.
Untuk itu, kepada pimpinan dan warga NU kami ingin sampaikan bahwa kami ingin beliau tetap untuk terus menjadi pimpinan kami.
Kalau beliau tidak bisa bekerja full time di MUI karena harus mengurus NU, kami berharap biarlah sisa-sisa waktu beliau saja yang beliau berikan untuk kami di MUI. Bagi kami hal itu tidak masalah karena kami akan tetap bisa bekerja secara ber sama-sama secara collective collegial di bawah pimpinan dan arahan beliau.
Insya Allah, dengan jiwa besar dari pimpinan dan warga NU yang membolehkan Bapak KH Miftachul Akhyar untuk tetap memimpin MUI, kami harapkan persatuan dan kesatuan umat akan bisa kita jaga serta pelihara dan akan bisa kita buat untuk lebih kuat lagi dari masa-masa sebelumnya.
Demikianlah cetusan dari suara hati kami dari MUI. Terima kasih.
Hormat saya,
Anwar Abbas
(Wakil Ketua Umum MUI)
****
Resmi! KH Miftachul Akhyar Mundur dari Ketum MUI
Secara resmi, KH Miftachul Akhyar mengumumkan mundur dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada hari ini, Rabu sore 9 Maret 2022.
KH Miftachul Akhyar menyatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Beliau dikabarkan ingin fokus menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Hal itu disampaikan oleh Kiai Miftah, sapaan akrab KH Miftachul Akhyar saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.
"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," ujar Kiai Miftah dikutip dari situs resmi NU Online, Rabu (9/3/2022).
Jadi dirinya berkomitmen untuk merealisasikan janji di hadapan Majelis ahlul halli wal aqdi dengan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI.