Majalah TEMPO edisi terbaru dengan cover story JEJAK LUHUT DI PEMBANGKIT KAYAN.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan energi baru terbarukan (EBT) sebagai prioritas pengembangan energi ke depan.
Salah satu proyek EBT yang jadi prioritas Jokowi adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan Kalimantan Utara.
Presiden Jokowu telah peresmian proyek Kawasan Industri Hojau Indonesia di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara 21 Desember 2021.
Potensi tenaga air melimpah di Kayan, yang ditaksir bisa mencapai 13 gigawatt.
Di tengah tarik-ulur pengembangan PLTA Kayan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terus mempromosikan megaproyek ini.
Di hadapan sejumlah menteri dan kepala daerah yang hadir dalam “Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri” di Nusa Dua, Bali, Kamis, 24 Maret 2022, Luhut mempresentasikan Kawasan Industri Tanah Kuning-Mangkupadi yang kini bersalin merek menjadi Kawasan Industri Hijau Indonesia.
“Ini di tempat dia (Bupati Syarwani) bakal ada investasi US$ 132 miliar dalam tujuh tahun,” kata Luhut sambil menyebut nama Bupati Syarwani yang turut hadir di Bali. “Ini salah satu proyek terbesar di dunia yang akan membuat Indonesia berubah.”
Dalam forum itu Luhut juga membeberkan hasil pertemuannya dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman di Riyadh pada awal Maret 2022. Menurut Luhut, Arab Saudi tak mau ketinggalan ingin berinvestasi di KIHI. “Jenderal Luhut, pastikan saya masuk ke situ (KIHI). Saya tidak mau kehilangan Indonesia seperti kami kehilangan Cina pada 1980,” tutur Luhut menirukan ucapan Salman. “Itu kalimat dia (Salman).”
Luhut memang memegang peran kunci dalam percepatan pengembangan PLTA Kayan sekaligus KIHI di Kalimantan Utara.
Menurut juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, bosnya itu memelototi PLTA Kayan dan KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi sejak 2016. Luhut turun tangan karena merasa perkembangan megaproyek tersebut begitu-begitu saja. “Kami mulai kerjakan secara telaten, road show ke banyak negara,” ujar Jodi pada Januari lalu. “Sampai kemudian di awal 2021 baru mengerucut ke investor potensial, yang kemudian berujung pada groundbreaking kemarin (pada 21 Desember 2021).”
Namun ditengarai Luhut terlibat dalam proyek KIHI tak sebatas sebagai menteri. Keberadaan Justarina Sinta Marisi Naiborhu sebagai Direktur Utama PT Kalimantan Industrial Park Indonesia memantik dugaan adanya kepentingan bisnis Luhut dalam proyek kawasan industri tersebut.
Justarina adalah kerabat Luhut yang juga pernah memimpin PT TBS Energi Utama Tbk—dulu bernama PT Toba Bara Sejahtra Tbk. Sedangkan PT Kalimantan Industrial Park Indonesia merupakan pengembang KIHI, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh PT Alam Tri Bangun Indonesia, perusahaan investasi di bawah bendera PT Adaro Energy Indonesia Tbk milik Garibaldi Thohir (kakak Erick Thohir).
Januari lalu, ketika Tempo menyiapkan laporan tentang hubungan Luhut dan Garibaldi dalam KIHI, Jodi Mahardi menampik dugaan bosnya punya kepentingan pribadi terhadap megaproyek tersebut. “Penunjukan Ibu Justarina di KIPI tidak ada kaitannya dengan posisi Pak Luhut sebagai Menko Marves (Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi),” kata Jodi saat itu.
Bantahan juga dilontarkan Boy—panggilan Garibaldi. Justarina berada di perusahaan pengembang KIHI, dia menjelaskan, murni sebagai pekerja profesional.
Tapi fakta lain kini kembali mencuat ke permukaan. Tujuh perusahaan peminat baru proyek PLTA Kayan, dengan nama Pembangkit Indonesia Alfa sampai Zeta itu, disokong sejumlah nama di lingkaran bisnis Boy Thohir yang juga mengurus Kawasan Industri Hijau Indonesia. Perusahaan-perusahaan itu juga dikelola kerabat Luhut yang lain.
👉SELENGKAPNYA BACA DI MALAJAH TEMPO edisi terbaru