[PORTAL-ISLAM.ID] Anak Pendeta Saifuddin Ibrahim, Saddam Husain bongkar alasan ayahnya pindah agama dari Islam ke Kristen. Dia juga menerangkan bahwa sempat dipaksa untuk pergi ke gereja setelah si ayah murtad.
Saddam mengatakan Pendeta Saifuddin Ibrahim pindah agama pada tahun 2006. Yakni ketika masih menjadi ustaz dan mengajar di Al-Zaytun.
Sementara anak Saifuddin Ibrahim menjadi santri atau siswa di lembaga pendidikan pesantren tersebut.
"Beliau memutuskan pindah agama jadi Kristen, kemudian akhirnya dilepas semua jabatan (dewan guru)," ujar Saddam seperti yang dikutip Hops.ID dari kanal Youtube tvOneNews, pada JUmat 24 Maret 2022.
Pendeta Saifuddin Ibrahim ancam Menteri Agama Yaqut jika tak menuruti permintaannya menghapus 300 ayat Al Quran maka Gus Yaqut harus menerima Yesus Kristus, Istimewa
Pendeta Saifuddin Ibrahim pindah agama Kristen pada 2006
Di awal Pendeta Saifuddin Ibrahim pindah agama, keluarga sempat tak diberi tahu. Hal itu berlangsung sampai 3 bulan lamanya.
"Masih dirahasiakan saat itu (2006). Jadi, kepindahan beliau itu baru diberitakan setelah tiga bulan memeluk agama Kristen," tuturnya.
Tiba-tiba anaknya terkejut karena ayahnya bercerita tentang sosok Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhannya. "Satu-satunya juru selamat itu adalah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhannya," ujarnya.
Lalu, Saddam pun akhirnya diberitahu alasan ayahnya berpindah agama. Itu karena Pendeta Saifuddin Ibrahim Islam adalah agama yang terkait dengan teroris.
Hal itu, kata dia, membuat agama yang menyebut Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir itu tak layak dipeluk.
"Beliau punya keyakinan bahwasanya agama Islam itu adalah agama yang mengandung unsur terorisme, sehingga tidak layak dipeluk," ungkapnya menerangkan penjelasan dari ayahnya.
Anak dipaksa ke gereja
Setelah beberapa lama memeluk Kristen, Pendeta Saifuddin Ibrahim pun akhirnya mulai memaksa anak ke gereja.
"Ketika masih SD, SMP, SMA, tentu ada programnya abi. Saya harus ke gereja karena beliau yang memberikan nafkah," ungkapnya.
Meski dipaksa ke gereja keluarga ternyata tetap memegang akidah Islam.
“Saya bersyukur hingga hari ini diberi kenikmatan oleh Allah berupa agama yaitu agama Islam,” kata Saddam.
Namun, keluarga merasa terpukul ayahnya pindah agama dan menjadi pemuka agama Kristen.
"Karena memang orang yang dicintai, orang yang dekat, orang yang merawat, itu memang kami keluarga terpukul," tuturnya.
Tetapi, seiring berjalannya waktu mereka akhirnya memahami jika memang pilihan agama adalah hak dari Pendeta Saifuddin Ibrahim.
Menyesali ayah menistakan agama yang pernah dipeluknya
Mereka hanya menyesali saat ini Saifuddin kerap melontarkan pernyataan yang menistakan agama yang pernah dipeluknya.
"Ini pilihan abi, tentu akan ada pertanggungjawabnnya. Kalau tidak dipertanggungjawabkan di dunia, pasti ada di akhirat, seadil-adilnya," ujarnya.
Sebelumnya, Saifuddin Ibrahim membuat heboh dengan pernyataannya meminta meneteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Quran.
Itu lantaran dianggapnya bisa memicu orang melkukan tindakan intoleran dan radikal.
Dia juga diketahui pernah dipenjara pada tahun 2018 karena menistakan agama Islam melalui akun Facebook dan Youtubenya.[hops]