Sajak Bohong
Oleh: Tere Liye
Bagaimana mungkin kamu tahu penderitaan wong cilik
Saat kamu tidak pernah pusing mikirin uang kontrakan
Lantas suara meteran listrik berdengking-dengking minta diisi
Atau odol yang dipencet sampai ujungnya
Shampo yang dicampur dengan air
Dan hari ini entah mau masak apa
Karena tidak ada bahan makanan di rumah lagi
Bagaimana mungkin kamu tahu penderitaan wong cilik
Saat kamu tidak pernah tahu rasanya anak-anak nunggak SPP
Isi tabungan zong, utang menumpuk
Anak-anak minta uang jajan, tapi mau dikasih apa
Sehari-hari hanya masak nasi dengan lauk seadanya
Jangan tanya susu, daging dan makanan bergizi
Kadang beras pun pusing harus dihemat-hemat setiap hari
Ayolah, Tuan, Nyonya
Berhentilah sok gaya kamu paham sekali wong cilik
Rumahmu itu, bahkan toiletnya lebih besar dibanding rumah rakyat
Harga 1 kasur dan atau 1 sofamu setara dengan seluruh perabotan di rumah mereka
Dan jangan tanya kemewahan lainnya
Mereka harus menabung 1000 bulan
Baru setara dengan penghasilanmu hitungan 1-2 bulan saja
Sungguh,
Jika kamu tidak pernah merasakan hal-hal ini
Maka please, jangan tipu wong cilik
Bergaya seolah kamu suka ke sawah, suka ke gorong-gorong, suka ini, suka itu
Duh Gusti,
Jika kamu benar-benar memang peduli
Kamu bahkan tidak perlu jabatan untuk berbagi
Tinggalkan semua pangkat, dan partai-partai mu itu
Ayo mari mulai bekerja tanpa itu semua
Katanya mau mengabdi ke wong cilik?
Mau? Siap?
Tidak. Kamu akan muter-muter ngeles deh
Karena sejatinya kepedulianmu itu ada maunya.
Inilah sajak kebohongan
Semoga masih banyak orang-orang yang bisa melihatnya
Dan mau menjaga, agar orang-orang lain tidak dibohongi terus-menerus
Oleh pembohong lihai yang diwariskan
Anak, cucu, mantu
Semua ingin berkuasa.
(19 Maret 2022)