Gus Miftah gelar pertunjukan wayang di Ponpes, sebagai reaksi tidak setuju dengan pernyataan Ustadz Khalid Basalamah, menurutnya wayang bisa jadi alat Syiar Islam.
Karena gelaran ini diinisiasi oleh seorang Gus, dan dia juga dai terkenal, digelar di Ponpes pula... gak berlebihan jika kita berasumsi sementara bahwa inilah role model "wayang untuk dakwah" yang sering disebut-sebut orang.
Setelah coba saya tonton, ini yang saya temukan:
1. Wayang mirip Ustadz Khalid Basalamah. Terlihat wayang mirip Ustadz Khalid diperagakan tiba-tiba "menindih" wayang sosok perempuan dengan teriakan "sunnah rosul". Terlihat wayang mirip Ustadz Khalid dikisahkan seperti sedang "bertransaksi" dengan seorang wanita lengkap dengan adegan pelukan, terlihat juga percakapan tidak patut seputar arah kemaluan.
2. Ejekan-ejekan terhadap 'jenggot' yang berulang
3. Sinden Yang Berjoget-joget
4. Campur baur laki-laki dan perempuan
5. Ketawa-ketiwi dan sentuhan-sentuhan, bukan mahram antara Gus dan Sinden
6. Makian dan kata-kata kasar yang tidak mampu saya hitung jumlahnya
Jika pegelaran wayang yang sudah mengatasnamakan Syiar dan Islam saja terdapat begitu banyak pelanggaran syariat didalamnya....
Lalu, masihkah anda heran jika ada kasus seorang berprofesi dalang yang ingin sekali bertaubat, dan mengajukan pertanyaan kepada seorang ustadz?
Jika anda menonton Video Kajian Ustadz Khalid sebanyak lebih dari 6000 jam yang terdapat di channelnya, anda tidak akan menemukan pelanggaran-pelanggaran syariat yang semisal.
Sedangkan dalam pagelaran wayang tersebut, dalam 5 menit pertama saja daftar pelanggarannya sudah banyak.
Lalu, masihkah anda heran jika manusia berbondong meninggalkan dan menjauhkan budaya seperti itu dari diri dan keluarga mereka?
(Sumber: FP Adiy, dengan perubahan)