TIDAK ADA ALASAN MENUNDA PILPRES DAN (APALAGI) MEMPERPANJANG MASA JABATAN PRESIDEN!
Para Politikus kita sekarang kebanyakan memang kelas "tai lincung". Biasa disebut juga "telek lencung". Kotoran Ayam yang Mencret!
Julukan ini cocok untuk para Polisi yang sekarang tiba-tiba saja sepakat penundaan Pilpres dengan alasan Perang antara Rusia dan Ukraina.
Hubungannya dengan Pilpres 2024, apa ya?
Kenapa tidak sekalian pakai saja alasan konflik antara Palestina dan Israel. Konflik abadi. Jadi Pak Jokowi bisa jadi Presiden seumur hidup.
Gila betul jilatan para tai lincung ini ya?
Bagi sebagian orang Pak Jokowi memang berprestasi. Tapi bagi sebagian besar rakyat yang lainnya, Rezim Pak Jokowi cuma pembawa azab dan sengsara. Ya semua pendapat sah-sah saja. Namanya saja kita Negara Demokrasi.
Tetapi perdebatan Pak Jokowi apakah berprestasi atau tidak berprestasi tidak akan mungkin selesai. Dan memang tidak penting. Karena yang paling utama adalah aturan Konstitusi.
Konstitusi kita "mewajibkan" pengadaan Pilpres selanjutnya ditahun 2024. Karena masa jabatan Presiden cuma 5 tahun.
Konstitusi kita juga cuma memperbolehkan seorang Presiden menjabat dua kali.
Jadi tidak ada alasan menunda Pilpres. Mau Rusia perang sama Ukraina. Bahkan Rusia perang melawan Amerika. Itu urusan mereka.
Para Tai Lincung yang menyuarakan Penundaan Pilpres cuma ketakutan. Mau ikut maju Pilpres, elektabilitas tidak mendukung. Dimana-mana yang merajai suara Prabowo Subianto. Mau melamar jadi Cawapres Prabowo, apa daya suara Partai tidak mencukupi. Bicara dana, sumbernya juga tidak ada.
Jadi kalau Uda Rahmad Agus Koto Rahmad Agus Koto mengatakan Penundaan Pilpres adalah upaya menjegal Pak Prabowo. Saya sangat sepakat. Tepatnya menjegal Prabowo-Puan. Memang tidak ada lawan. Jadi cuma bisa pakai cara banci. Minta Perpanjangan masa Jabatan.
Wacana Tiga Periode juga cuma akal-akalan sekelompok elit yang belum puas mengeruk keuntungan selama Pak Jokowi berkuasa. Sebut saja Menteri Segala Urusan dan Si Kumis Sikat Toilet. Kedua Nyemot itu memang tidak bisa maju ke Pilpres. Satu alasan iman. Satu lagi ketuaan. Tapi selama ini mereka berdua memang berkuasa dan bergaya melebihi Presiden!
Terakhir saya juga meminta kepada sahabat-sahabatku khususnya para Aktivis Medsos. Ayo bersatu menyuarakan Penolakan menunda Pilpres dan (apalagi) wacana tiga periode.
Kita tidak usah capek berdebat dengan mereka yang mendukungnya. Baik memunda Pilpres maupun (apalagi) wacana tiga periode adalah MELANGGAR KONSTITUSI. TITIK!
Saya juga berharap jangan berlebihan menyanjung satu Partai tertentu yang dianggap satu-satunya yang menolak Penundaan Pemilu dan Wacana Tiga Periode. Karena kalau hanya Partai itu yang menolak, bisa dipastikan tidak berpengaruh apa-apa. Maaf... suaranya saja cuma delapan persen. Kalau dibawa ke Ruang Sidang Dewan, tidak akan mampu berbuat apa-apa.
Justru saya pribadi sangat berterima kasih kepada Bu Megawati yang menolak ide-ide para Tai Lincung itu. Padahal beliau adalah Ketua Partai Pemerintah.
Saya juga berterima kasih kepada Pak Prabowo, kepada Pak SBY, kepada Ustadz Ahmad Syaikhu.
Tapi jujur saja. Gabungan mereka saja belum aman. Masih diperlukan dukungan Pak Surya Paloh.
Karena dukungan mayoritas di Senayan sangat penting untuk melawan Pembegalan Kostitusi yang sedang diupayakan para Dalang.
Sampai saat ini baru Imin dan Zulhas yang terang-terangan mendukung wacana Tiga Periode. Sementara Golkar masih nomor dua, eh mendua. Seperti biasa.
Tapi sinyal seperti ini sudah sangat berbahaya. Berkaca dari rekam jejak busuknya perjalanan politik bangsa kita delapan tahun terakhir. Politik rangkul atau dipukul. Peluk atau digebuk.
Saya bukan mengada-ada. Silahkan buka ingatan kembali. Bagaimana Pak Abu Rizal didepak dari Ketum Golkar. Pak Suryadharma Ali dikudeta Sekjennya sendiri.
Saya cuma mau menyebutkan bau-bau Kardus Durian dan bau Hutan yang berubah jadi Kebun Sawit sangat Menyengit. Makanya sudah ada dua yang langsung bertekuk lutut.
Saya yakin para Dalang sekarang sedang mencari "dosa" para Ketua Umum Partai Politik lainnya (sudah tau kan siapa selama ini yang sering mengucapkan kata-kata ini?).
Sampai saat ini saya harus bersyukur dua kali dengan bergabungnya Pak Prabowo kedalam Pemerintahan sekarang. Kita memiliki kekuatan dari dalam untuk melawan para Dalang. Upaya mereka untuk membegal Konstitusi tidak akan semudah membalik telapak tangan.
TOLAK UPAYA PEMBEGALAN KONSTITUSI!
(Azwar Siregar)