Saudara
Saya sedih lihat kejadian ini. Plang organisasi Muhammadiyah di salah satu desa, di Banyuwangi, dibongkar paksa. Kepala Desa tempat ini, bersama pegawai KUA, aparat, dll mendatangi masjid, lantas membongkar dengan alasan biar kondusivitas warga terjaga.
Kasus ini sederhana sekali, ada yang tidak suka melihat plang2 itu berdiri. Dan namanya tidak suka, maka mesti alasannya bisa kemana2. Ditambah bumbu2 sedap, tambah benci saja. Padahal, itu teh cuma plang, dan Muhammadiyah adalah kegiatan agama, sosial, pendidikan, dkk. Bukan maksud lain.
Tapi baiklah, sekali tdk suka, memang repot. Mau dijelaskan kemana2, susah. Jadi mari kita urus saja di sisi Muhammadiyah-nya saja. Terutama anggota, simpatisan, dan semua penggerak kegiatan Muhammadiyah di daerah ini.
Semoga kalian senantiasa bersabar. Tidak usah dibawa2 ke hukum segala. Ini cuma plang. Terus tersenyum dan ramah dengan saudara sendiri. Terus produktif, berkarya, mengabdi pada masyarakat dsktnya.
Namanya juga saudara, kadang salah paham, salah sangka. Di keluarga sendiri saja, antar saudara kandung ada yang lebih parah. Jadi tidak usah diambil hati kejadian ini. Tanpa plang, kegiatan tetap bisa jalan. Karena itulah esensi kegiatan2 begini. Terus bergerak dalam 'senyap'.
Btw, kalian tahu berapa jumlah sekolah yg dimiliki oleh Muhammadiyah? Well, mulailah berhitung 1,2,3, dstnya. 1000, 1001, 10002.... dstnya, lanjutkan... 10.001, 10.002, 10.003 dstnya... Butuh waktu 8 jam, baru kalian tiba di angka yang betulnya. Saking banyaknya.
Dengan reputasi sebesar itu, maka kasus plang dirobohkan ini sih kecil saja. Peluk erat saudara2 kita di sana. Semoga besok2 mereka akhirnya mengerti, dan ikut berbaris mengabdi pada masyarakat luas.
Sekali saudara tetaplah saudara. Lemah lembutlah kepada saudara sendiri.
(By Tere Liye)
*video kejadian:
Demi alasan kondusivitas & kerukunan warga, forum kec Cluring menurunkan papan nama Pusat Dakwah Muhammadiyah di desa Tampo/Banyuwangi..25/2/2022
— ¥@N'$🇮🇩 (@yaniarsim) February 27, 2022
L O L ‼️ pic.twitter.com/xZPclEaWN0