[PORTAL-ISLAM.ID] Akhir tahun lalu, 3 Desember 2021, Laos secara resmi telah membuka operasi kereta api cepat Vientiane-Boten.
Pada saat yang sama, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung justru mandek padahal digarap sama-sama oleh China.
Keduanya sama-sama memulai proyek pada 2016. Indonesia pada 21 Januari 2016, dan Laos pada 25 Desember 2016.
Panjang rel kereta Vientiane-Boten sepanjang 414 kilometer, sedangkan Jakarta-Bandung tiga kali lebih pendek, yaitu 142 kilometer.
Dikutip dari situs ASEAN Briefing, proyek kereta api cepat Vientiane-Boten senilai 6 miliar dolar AS (Rp 86 triliun) atau sepertiga dari PDB Laos.
Proyek ini didukung oleh China sebagai bagian dari Belt and Road Initiatives (BRI).
Jalur kereta Vientiane-Boten sendiri menjadi bagian dari proyek jalur kereta Pan-Asia yang akan menghubungkan China ke Asia Tenggara, hingga Singapura.
Di sisi lain, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang belum rampung hingga saat ini sudah memakan banyak biaya. Nilai awal proyek tersebut hanya Rp 67 triliun.
Tetapi setelah dilakukan groundbreaking, proyek terkendala lantaran pembebasan lahan yang masih bermasalah.
Terus molor, nilai proyek akhirnya membengkak hingga Rp 27,74 triliun, menjadi Rp 114 triliun.
Nantinya kereta cepat ini bisa memangkas waktu perjalanan antara Jakarta-Bandung menjadi hanya 46 menit, dengan kecepatan 350 km per jam.[rmol]