[PORTAL-ISLAM.ID] Oleh: Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)
Politik cerdas Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menuai pujian tidak saja oleh publik Jakarta tapi juga banjir pujian oleh publik Indonesia.
Spektakuler! Melihat penampilan band Nidji uji coba sound system JIS semalam,” tulis Anies di instagram Senin, 17 Januari 2022.
Bahkan Anies menyebut bahwa suara yang dihasilkan oleh sound system di Jakarta International Stadium (JIS), salahsatu stadion terbaik di dunia, sangat menggelegar dan tidak ada sumbang sama sekali. “Musiknya menggelegar, suaranya merdu, tidak ada sumbang-sumbangnya,” lanjut Anies dalam instagramnya.
Rabu, 2 Februari 2022 yang lalu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengusulkan kepada Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan untuk menghentikan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen selama satu bulan.
Seperti disampaikan Anies Baswedan kepada media, “Saya berkomunikasi dengan Luhut Panjaitan sebagai Ketua Satgas Covid-19 Jawa-Bali menyampaikan usulan agar untuk Jakarta PTM ditiadakan selama satu bulan ke depan.”
Anies Baswedan menyebutkan, selama satu bulan ke depan pembelajaran akan dilaksanakan dari jarak jauh atau belajar dari rumah.
Kemarin (3/2), seperti disampaikan juru bicara Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) telah merespons permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM).
Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, mengatakan pemerintah pusat tak bisa menghentikan PTM terbatas. Menurut dia, pelaksanaan PTM penting bagi pendidikan siswa.
Seperti disampaikan oleh Jodi Mahardi, “Jika sektor lainnya bisa dibuka pemerintah daerah secara maksimal, maka kami harapkan PTM terbatas dapat juga diperlakukan sama, karena pendidikan memiliki tingkat urgensi yang sama pentingnya.”
Sebagaimana kita ketahui, pemerintah pusat tetap mewajibkan seluruh daerah di PPKM Level 2 untuk tetap menggelar PTM. Namun, pemerintah kini membolehkan jumlah siswa dikurangi, dari sebelumnya 100 persen menjadi 50 persen.
Kecerdasan politik Anies Baswedan jauh di atas rata-rata. Bisa kita lihat dua kasus di atas. Uji coba sound system JIS dan usulan penghentian PTM 100%.
Bagaimana Anies Baswedan menyindir suara sumbang Ketua Umum PSI Giring Ganesha dengan sound system JIS yang tak ada sumbang-sumbangnya ketika uji coba sound system bareng band Nidji. Mantan group bandnya Giring Ganesha. Beda kelas dalam segala hal. Giring Ganesha bukan kelasnya Anies Baswedan.
Demikian pula bagaimana Anies Baswedan menyentil isu Omicron yang katanya bakal meledak melalui usulan penghentian PTM 100 persen. Bila terjadi ledakan Omicron, setidaknya Anies Baswedan telah memberikan usulan. Menghentikan PTM 100 persen selama satu bulan. Soal usulan itu diterima atau ditolak soal lain. Tanggung jawab berada di pundak Luhut Binsar Panjaitan.
Publik akan menyalahkan Luhut Binsar Panjaitan yang telah menolak usulan Anies Baswedan bila terjadi ledakan Omicron. Buah simalakama bagi Luhut Binsar Panjaitan. Jari telunjuk rakyat akan mengarah pada Luhut Panjaitan. Skenario Omicron menghadang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini akan menjadi bola liar yang mengancam oligarki neo komunisme.
Anies Baswedan memang cerdas. Sekelas Luhut Binsar Panjaitan pun tak bisa menebak bola liar usulan penghentian PTM 100 persen dalam bayang-bayang skenario ledakan Omicron.
Bandung, 2 Rajab 1443/4 Februari 2022 [suaranasional]