[PORTAL-ISLAM.ID] Ribuan orang telah menandatangani petisi untuk mencari keadilan bagi seorang pelajar Muslim di Selandia Baru yang jilbabnya dirobek dalam dugaan kejahatan rasial.
Hoda al-Jamaa, 17, menderita gegar otak Rabu lalu (16/2/2022) ketika jilbabnya dilepas paksa oleh tiga gadis di Otago Girls' High School di Dunedin.
"Dua gadis memegang saya dan satu memukul saya dan setelah saya jatuh ke tanah, dia ... masih memukul wajah dan tubuh saya. Saya sedang menunggu guru untuk membantu saya," kata Hoda al-Jamaa kepada penerbit lokal Radio New Zealand, seperti dikutip dari MiddleEastEye, Minggu (20/2/2022).
Dia mengatakan gadis-gadis itu melepas jilbabnya dan memfilmkannya, dan bahwa video itu sekarang telah dibagikan kepada siswa laki-laki dan perempuan di sekolah. Dia menambahkan bahwa para pelaku berusaha melakukan hal yang sama kepada dua temannya.
"Hijab saya... adalah budaya dan agama saya. Jilbab saya adalah segalanya bagi saya dan saya mencintai jilbab saya dan gadis-gadis lain menyukai jilbab mereka," ujarnya.
Polisi setempat mengatakan mereka telah mengidentifikasi gadis-gadis yang terlibat dalam insiden itu dan telah meluncurkan penyelidikan.
"Pertengkaran ini telah menyebabkan keresahan dan penderitaan yang signifikan bagi gadis-gadis itu, keluarga mereka, dan komunitas Muslim yang lebih luas," kata polisi seperti dikutip RNZ.
"Kekerasan atau perilaku mengancam termasuk yang melibatkan kebencian, permusuhan, atau prasangka mengenai ras, keyakinan, orientasi seksual, identitas gender, kecacatan, atau usia tidak dapat diterima," tegasnya.
Sekolah mengeluarkan pernyataan panjang yang mengatakan "tidak ada toleransi untuk komentar tidak baik, rasisme, intimidasi atau bentuk diskriminasi lainnya".
#JusticeForHoda ('Keadilan untuk Hoda')
Insiden tersebut memicu perhatian media lokal dan internasional, dengan petisi yang menyerukan keadilan menerima hampir 60.000 tanda tangan dalam dua hari.
Beberapa pengguna media sosial membagikan tagar #JusticeforHoda untuk menyoroti insiden tersebut dan mengutuk Islamofobia di negara tersebut.
Supermodel Palestina-Belanda Bella Hadid turut berkampanye #JusticeforHoda di feed Instagram-nya pada hari Kamis.
"Itu membuatku marah dan mual," tulis Hadid atas insiden kekerasan yang dialami pelajar muslimah Selandia Baru Hoda al-Jamaa.
"Kita perlu segera mengubah pola pikir penilaian ini. Ajarkan teman-teman kita, anak-anak, orang tua, keluarga bahwa mengenakan jilbab, menjadi Muslim, atau menjadi apa pun selain kulit putih pada umumnya, tidak sama dengan ancaman atau berbeda dari orang lain. Ajari mereka untuk mencintai sebelum membenci. Untuk mendidik sebelum penghakiman. Untuk melindungi sebelum intimidasi."
"Saya sangat menyesal kepada orang-orang yang tidak dihormati seperti itu. Anda tidak pantas mendapatkannya. Jaga imanmu. Cintailah Tuhanmu. Jadilah dirimu. Dan orang-orang yang menghargai dan mencintaimu adalah satu-satunya yang berarti. Ingat itu. Aku cinta kamu," tulis Bella Hadid.
Insiden ini bukan pertama kalinya menimpa komunitas muslim di Selandia Baru.
Pada 15 Maret 2019, 51 orang tewas di Christchurch ketika seorang pria bersenjata menembaki jamaah shalat Jumat di Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre.
#Muslim teen brutally beaten and #Hijab Ripped Off in #NewZealand school
— DOAM (@doamuslims) February 19, 2022
Hoda al-Jamaa, 17, was brutally beaten & had her Hijab ripped off at Otago Girls’ High School.
The Muslim girls were verbally abused and physically attacked by three girls.#Islamophobia #JusticeForHoda pic.twitter.com/dnPRkHiN6V
Hoda Al-Jamaa was sitting with her friends at Otago Girls' High School last week when three girls approached and started beating her while they filmed the attack. The 17-year-old had her hijab ripped off and suffered a concussion. #JusticeForHodahttps://t.co/vNXUQAqQYH
— Mobashra (@mobbiemobes) February 18, 2022