Berikut pandangan para ulama terkait perang Ukraina yang kami kumpulkan dari berbagai sumber:
Pandangan Syaikh Abu Qatadah al-Filistin:
على العلماء والدعاة وأهل الفكر تشجيع المسلمين في أوكرانيا استغلال الوضع الحالي بالتجميع والتدريب وقتل الروس ورفع راية خاصة لهم دون استفزاز، فالسلاح مبذول، وروسيا ألقت بأفلاذ كبدها في أوكرانيا.
هذه حرب ستطول وملامحها أنها ستمتد ، فهي فرصة لأهل الإسلام لاقتناص الفرصة وتحضيراً لما يقدره الله فيها
لينظر المسلم لهذه الحرب أنها هدية ربانية للمسلمين هناك وفي روسيا وفي العالم أجمع، وهي لمن تأملها تحمل دلالات تغيير وجه العالم، فإذا استغلها المسلمون ستكون لبنة عظيمة ترقيهم لعودة عزهم.
ليس هناك من معركة أو حدث في هذا الزمن يخلو من فرصة تستغل لتحسين وضع أهل الإسلام.
يفقه هذا العظماء وأصحاب الهمم العالية.
Syaikh Abu Qatadah Al Filistin حفظه الله تعالى tentang Perang Ukraina,
Hendaknyaara para ulama, para da’i dan para intelektual harus mendorong ummat Islam di Ukraina untuk mengambil keuntungan dari situasi saat ini dengan mengumpulkan, melatih, menumpas (invasi) Rusia, dan mengangkat bendera khusus untuk mereka (kaum Muslimin) tanpa provokasi.
Ini adalah perang yang akan berlangsung lama dan ciri-cirinya telah nampak bahwa perang itu akan terus berlanjut. Ini adalah peluang besar bagi ummat Islam untuk mengambil kesempatan dan mempersiapkan apa yang telah ditetapkan Allah di dalamnya.
Bagi kaum muslimin melihat perang ini sebagai hadiah ilahi bagi ummat Islam di sana (Ukraina), di Rusia, dan di seluruh dunia dan bagi mereka yang merenungkan hal ini, membawa implikasi mengubah wajah dunia. Sekiranya muslimin bisa memenej perang ini dengan baik, maka ini bisa menjadi bangunan besar (kekuatan besar) untuk membangun dan mengembalikan izzah mereka.
Tidak ada pertempuran atau peristiwa saat ini tanpa kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki keadaan ummat Islam. Ini dipahami oleh orang-orang besar dan orang-orang yang memiliki tekad yang tinggi.
Pandangan Syeikh Al-Hassan bin Ali Al-Qathani:
نصيحتي لكل أخ مسلم في روسيا وأوكرانيا أن يتجنب الخوض تماما في هذه الحرب فلا يجوز لمسلم ان يقاتل إلا تحت راية اسلامية واضحة في سبيل الله. وكل قتال غير ذلك فصاحبه في النار. إلا من أريد عن نفسه أو ماله أو بيته فدفاعه مشروع وقتله شهادة. ففروا من أرض المعركة قدر جهدكم والله الموفق
Syeikh Hassan bin Ali al-Qathani حفظه الله تعالى berkata,
“Nasehat saya untuk setiap saudara muslim di Rusia dan Ukraina adalah untuk menghindari terlibat dalam perang ini sepenuhnya, karena tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk berperang kecuali di bawah panji Islam yang jelas demi Allah. Dan setiap pertarungan selain (panji Islam) daripadanya itu (menghantarkan orang) dalam api neraka. Kecuali seseorang yang membela ketika diincar dirinya (terancam nyawa) sendiri, hartanya, atau rumahnya, maka membela atas hal tersebut sah, dan jika terbunuh adalah suatu kesyahidan. Namun jika bisa melarikan diri dari medan perang sebanyak yang Anda bisa, dan semoga Allah memberkati langkah anda sekalian.”
Pandangan Syeikh Abdur Razaq al-Mahdiy:
انكسار الروس في أوكرانيا سيتبعه انكسارهم في سوريا..
بإذن الله وقعت روسيا في المستقنع الأوكراني
أيها المرابطون في أرض الشام..
تهيأوا.. وأعدوا العدة.. ورصوا الصفوف..
إذا ما تقهقر قيصر روسيا وعسكره في أوكرانيا فإن مليشيا بشار وخامنئي ستنهار..
فعند ذلك يجب مباغتة العدو.. وفتح جميع الجبهات من جبال اللاذقية إلى جبل الزاوية إلى دارة عزة وحتى الباب..
اللهم عليك ببوتن وعسكره فقد استباحوا الشيشان وسوريا.. وقهروا المسلمين في كازاخستان وداغستان وأنغوشيا وأوزبكستان بلاد شتى..
Syeikh Abdur Razaq al-Mahdiy حفظه الله تعالى berkata,
“Kekalahan Rusia di Ukraina akan diikuti kekalahan mereka di Suriah. Insyaa Allah, Rusia jatuh ke dalam topeng Ukraina
Wahai kalian para murabithun di tanah Suriah, Bersiaplah..! Bersiaplah..! dan tutup barisan jika Tsar (Putin) Rusia dan militerisasinya di Ukraina mundur, maka milisi Bashar dan Khamenei akan runtuh. Kalau begitu, musuh harus tersentak dan semua front (pertempuran) dibuka, dari pegunungan Latakia ke Jabal al-Zawiya ke Darat Izza dan bahkan pintu lainnya.
Semoga Allah meratakan Putin dan tentaranya, karena mereka telah menodai Chechnya dan Suriah, dan menaklukkan muslim di Kazakhstan, Dagestan, Ingushetia dan Uzbekistan dan di berbagai negara lainnya.”
(Sumber: Ar-Rahmah)
