Komen Si Ricko Koto ini kalau dibaca sekilas, terlihat bijak sekali.
Tapi sesungguhnya, komen kayak Si Ricko Koto inilah yang membuat dunia ini tambah ambyar. Orang2 yg sok bijak, tapi dia luput substansi masalah.
Dear Ricko Koto, kamu nulis buku, lantas tidak laku, itu yg disebut resiko menulis. Kamu bekerja, tidak becus, lantas dipecat, itu resiko bekerja. Kamu jualan mie rebus, lantas kalah bersaing dg sebelah, itu resiko.
Nah, jika kamu punya warung, lantas dimaling, itu KRIMINAL, wahai Ricko Koto. Kamu nulis buku, lantas dibajak, itu KEJAHATAN, dan cermin penegakan hukum yg lemah. Kamu kerja, pas pensiun, dicuri sama perusahaan uang pensiunmu, itu disebut melanggar PIDANA. Paham tidak?
Cara berpikirmu ini tolong diluruskan. Tere Liye bukunya dibajak, lantas kamu suruh berhenti nulis? Wow, coba kamu ngomong ke pembaca serial BUMI deh.
Nah, salam buat warga Bukit Tinggi, Pasaman, Batusangkar, dll. Saya berkali2 membuat workshop menulis gratis di kampungmu itu. Saat saya ngisi acara di sana, penuh sesak pesertanya. Dari mana biayanya? Dari menyisihkan penghasilan buku2 original. Pembajak? Tidak akan pernah peduli soal literasi, dll, Ricko Koto.
Kalau kamu tdk bisa membela orang2 yg dizalimi, mending kamu mingkem, Ricko Koto. Bukan malah kamu bully korbannya, dg sok bijak. Kalau kalian kenal sama Si Ricko Koto ini, bilangin, dia disuruh mingkem.
(By Tere Liye)