Sebagai warga DKI Jakarta yang memegang KTP DKI Jakarta.
Dan sebagai salah satu warga DKI yang memilih pak Anies dalam pilkada DKI kemarin.
Saya berhak bersuara meluruskan kebodohan orang-orang yang menyerang pak Anies diluar nalar.
Partai partai omong kosong yang hanya modal lipstik dan lips service begini yang merusak tatanan demokrasi yang sedang kita upayakan sehat.
Partai partai yang kehilangan orientasi berpolitik dengan narasi Narasi sehat yang mendidik. Partai partai yang modal nyaring tapi tong kosong.
Beroposisi pada dasarnya adalah hak setiap warga negara walaupun ybs tidak punya partai politik sekalipun.
Tapi beroposisi dengan cara cara bodoh adalah salah satu faktor kegaduhan dan keberisikan negara.
Oposisi yang cerdas adalah mereka yang mampu meyakinkan rakyat bahwa mereka adalah pilihan alternatif yang lebih baik daripada penguasa untuk melanjutkan pengabdian kepada rakyat.
Sedangkan oposisi bodoh adalah yang modal nyaring bunyi tidak berguna hanya untuk terlihat kritis semata tanpa isi yang bisa dipelajari.
Oposisi bodoh adalah oposisi yang modal dengkul asal bunyi. Modal asal berteriak tapi tanpa ada ide dan gagasan yang cerdas yang bisa ditawarkan kepada rakyat yang tangible dan Narrative.
Semua oposisi yang punya ciri-ciri begitu adalah oposisi bodoh yang jauh lebih berbahaya daripada penguasa bodoh.
Karena oposisi semacam ini akan melanjutkan kebodohan yang lebih parah apabila mendapat kesempatan berkuasa suatu saat.
(By Tengku Zulkifli Usman)