Hidayah Memang Hak Mutlak Sang Pencipta
Dalam sebuah wawancara, seorang artis Saudi; Majid al-‘Ubeid, menceritakan pengalamannya bersama seorang artis dari Mesir.
Keduanya terlibat dalam pembuatan film biografi Imam Syafi’i. Artis Mesir ini yang memerankan tokoh Imam Syafi’i.
Saat waktu shalat masuk (shalat Maghrib), artis Saudi mengajak sahabatnya; artis Mesir, untuk shalat berjamaah.
Artis Mesir ini menolak dengan halus. Ia berkata, “Saya tak pernah shalat sama sekali, apalagi berjamaah.”
Artis Saudi membujuk dengan lembut, “Tidak apa. Kamu hanya jadi makmum, cukup mengikuti gerakan imam saja.”
“Tapi badan saya kotor,” alasannya lagi.
“Kamu bisa mandi dulu,” bujuk artis Saudi.
Akhirnya artis Mesir ini mandi.
Ketika shalat sudah dimulai dan artis Mesir ini mengangkat tangannya mengucapkan: “Allahu akbar,” tiba-tiba saja ia roboh. Artis Saudi segera membantu memapah tubuh sahabatnya untuk bangkit.
Tapi beberapa saat kemudian, tubuhnya kembali roboh. Hal itu terjadi beberapa kali.
Selesai shalat, artis Saudi bertanya kepada sahabatnya artis Mesir apa yang terjadi pada dirinya sehingga ia roboh beberapa kali.
Ia menjawab dengan air mata berlinang, “Saat saya mengangkat tangan dan mengucapkan “Allahu akbar” hati kecil saya berkata, “Benarkah saya sedang berada di hadapan Sang Pencipta? Benarkah saya sedang berada di hadapan Sang Maha Pengasih? Kemana saya selama ini?” Setelah itu badan saya langsung lunglai dan kehilangan tenaga untuk berdiri.”
Mendengar hal itu, Artis Saudi tak kuasa menahan tangis. Terharu sekaligus malu. Sahabatnya yang baru pertama kali shalat saja bisa merasakan kehadiran Allah Swt saat ia mengucapkan takbir. Sementara ia yang sudah sekian puluh tahun shalat belum pernah merasakan hal itu.
Boleh jadi, shalat artis Mesir yang sekali itu jauh lebih berharga di sisi Allah daripada shalat kita berpuluh-puluh tahun yang jauh dari kekhusyukan dan merasakan kehadiran-Nya di dalam hati.
اللَّهُمَّ أعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
(Ustadz Yendri Junaidi)