EDY MULYADI, MARTIR SEJATI MUSUH OLIGARKI
Oleh: Ahmad Khozinudin (Advokat Muslim)
Alhamdulilah, Alhamdulillah 'Ala Kulli Syai', Alhamdulillahirabbil 'Alamien Edy Mulyadi akhirnya menjalani takdirnya. Takdir yang selalu baik bagi orang-orang yang beriman. Takdir, yang telah tercatat di Lauhul Mahfudz, bahwa dia akan menjadi martir pejuang, melawan tirani dan penindasan.
Edy tidak kalah, bahkan dia terus menapaki jalan kemenangannya. Secara akidah, dia telah menang, karena ridlo dengan ketetapan yang telah ditakdirkan untuknya.
Dengan begitu gagah, dia mendatangi Bareskrim Polri. Dengan tegar, dia membawa perlengkapan untuk persiapan ditahan. Dengan ksatria, dia menjalani takdir sebagai tersangka dan ditahan tanpa ragu. Tanpa perlu bersandiwara pingsan dan mengaku memiliki riwayat penyakit menahun seperti Ferdinand Hutahaean.
Edy Mulyadi ditahan dalam keadaan berwibawa, sedang berjuang melawan oligarki IKN yang akan bancakan anggaran APBN, menolong rakyat yang terbebani pajak, melawan tirani dan penindasan. Edy Mulyadi dapat membusungkan dada dan menengadahkan wajah, bukan seperti koruptor yang ditangkap KPK.
Kasusnya jelas melawan oligarki, bukan karena ujaran jin buang anak. Bertahun-tahun ujaran jin buang anak, tak ada satupun laporan jin ke polisi karena merasa direndahkan.
Edy Mulyadi berani, menyebut Hasyim Jojohadikusumo, Sukanto Tanoto, Reza Herwindo hingga Luhut Binsar Panjaitan. Nama-nama inilah, yang akan untung beliung dengan proyek IKN.
Mereka tidak membantah apa yang disampaikan Edy Mulyadi. Mereka inilah, yang jelas-jelas berpotensi besar mendapat manfaat dan keuntungan dari proyek IKN.
Nama-nama mereka telah dicatat dan dipublikasikan oleh WALHI. Tercatat dalam Final IKN Report berjudul 'Ibu Kota Baru Buat Siapa?' yang
disusun oleh 8 (delapan) LSM yang terdiri dari Forest Wacth Indonesia, Jatam, Jatam
Kaltim, Pokja 30, Pokja Pesisir dan Nelayan, Trend Asia, Walhi, Walhi Kaltim.
Data dan catatan ini menjadi hidup, setelah Edy Mulyadi menyuarakannya. Masyarakat terperanjat, ada masalah besar dalam proyek IKN.
Mulailah, Edy Mulyadi dicari-cari kesalahannya. Diawali laporan partai Gerindra yang coba cari celah dari ungkapan macan yang mengeong. hingga akhirnya, memakai sentimen SARA melalui ungkapan jin buang anak.
Sabarlah Wahai Edy Mulyadi, tidak ada balasan atas setiap kesabaran kecuali pertolongan Allah SWT, kelapangan dada dengan karunia-Nya. Sementara kami, akan melanjutkan perjuangan, melawan oligarki. Tolak proyek IKN!
(*)