Marsinah menceritakan, sebelum mendapat bantuan dari BMH, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia bekerja serabutan guna menghidupi kebutuhan anak-anaknya seperti makan dan pendidikan.
“Sebelum membuka angkringan kecil-kecilan ini, saya pernah menjadi tukang masak di salah satu rumah makan, saya pernah juga buka usaha rumahan dengan menerima pesanan donat dan snack lainnya,” ungkapnya setelah ditinggal meninggal sang suami.
Sementara itu, Muhammad Nashir selaku kepala divisi program BMH Yogyakarta mengatakan, pada saat tim BMH Yogyakarta melakukan survey ke rumahnya, Mursinah berniat mau menjual kasurnya untuk modal membuka angkringan.
"Selain semangat beliau untuk tetap berjuang menghidupi keluarga cukup tinggi dan luar biasa, kondisi serta situasi ekonomi saat ini juga menjadi salah satu alasan BMH untuk membantu memberikan bantuan modal usaha kepada ibu Mursinah. Harapannya dengan bantuan usaha ini dapat memberikan dampak kemandirian serta perubahan pada sisi perekonomiannya," jelas Nashir, sapaan akrabnya.
"BMH memberikan bantuan dalam bentuk barang-barang yang diperlukan, perabotan masak serta bahan makanan untuk diolah. Pendampingan akan terus dilakukan secara berkala selama beberapa bulan kedepan dengan pembinaan ruhiyah dan pembinaan usaha,” pungkas Nashir.
